ADVERTISEMENT

Di Balik Harga Minyak Goreng Melambung Tinggi

Rabu, 3 November 2021 06:20 WIB

Share
Ami (60) pedagang minyak goreng curah di Pasar Koja Baru, Koja, Jakarta Utara. (yono)
Ami (60) pedagang minyak goreng curah di Pasar Koja Baru, Koja, Jakarta Utara. (yono)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Bukan hanya berdampak ke ekonomi, kenaikan harga minyak goreng juga bisa berdampak negatif keesehatan. Sebab, warga bisa saja memakai minyak goreng berulang-ulang lantaran untuk membeli yang baru harganya sudah melonjak naik.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan mengatakan kenaikan harga yang terjadi pada minyak goreng memang mengikuti mekanisme pasar. Lonjakan tersebut dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas Crude Palm Oil (CPO).

Senada dengannya, Direktur Eksekutif GIMNI, Sahat Sinaga menuturkan, pandemi membuat produksi di lapangan serba tak menentu. Pada kenyataannya, permintaan di pasar lebih tinggi dibandingkan dengan ketersediaannya. Akhirnya, pasokan minyak dunia pun berkurang dan harganya melambung.

Namun, pengamatan lain diungkapkan Anggota Komisi IV DPR, Andi Akmal Pasluddin. Terlepas dari adanya pengaruh harga komoditas CPO, Andi justru meminta Satgas Pangan untuk menindak tegas mafia dan kartel di sektor kebutuhan pokok yang diduga turut andil dalam memainkan harga minyak goreng hingga melambung sejak sepekan terakhir ini.

Hal itu, katanya, ditunjukkan dari masih banyaknya minyak goreng dalam negeri diekspor ke luar negeri. Sehingga menjadi aneh jika minyak goreng menjadi langka dan harga melambung.

Terkait itu, sudah seharusnya Kemendag turun tangan dalam menata harga minyak goreng dan menjaga jangan sampai harganya semakin melambung. Jangan juga semata-mata menyerahkan harga kepada mekanisme pasar sesuai fluktuasi harga CPO.

Kemendag harus segera memberikan solusi dengan menentukan harga minyak goreng sesuai kantong konsumen rumah tangga hingga pedagang gorengan. (*)

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT