Obrolan Warteg: Bayangan Tak Seindah Kenyataan

Kabarnya, Bapak Ibu mau ibadah haji sudah menunggu sekian tahun, ya. Tahun ini gagal lagi, alias gagal maning, gagal maning?

LEWAT kolom ini ( Kamis, 3/6/2021) pernah disinggung perlunya membangun kolaborasi antar-daerah untuk membendung penyebaran Covid-19 pasca lebaran. Daerah dimaksud adalah Jawa Tengah (Jateng), Jawa Barat (Jabar) dan DKI Jakarta, jika diperlukan dengan Provinsi Banten.

Ada yang bergairah, ada juga yang waswas. Ini ketika sekolah mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka, PTM.

SEPERTI diduga sebelumnya, klaster keluarga kian menggejala. Tak hanya di beberapa tempat di Jakarta, kini sudah mulai menyebar ke Bodetabek. Maknanya Jabodetabek perlu siaga.

LAGI-lagi dunia yang terseret oleh perbuatan manusia. Karena manusia yang banyak berulah kebablasan, maka dunia pun kena getahnya.

SETIDAKNYA ada empat indikator untuk mengontrol pengendalian pandemi Covid-19.

SEORANG wanita muda nampak ceria, menebar senyum dan bangga. Mengapa dia? O, iya dengan sangat bangga mengenakan sejumlah perhiasan yang tergantung di leher, tangan dan tubuh lainnya. Bagi wanita, tentu saja mengenakan perhiasan emas dan berlian itu biasa, dan bisa dilihat ketika ada acara pesta.

LONJAKAN kasus Covid-19 pascalebaran mulai menggeliat di Jakarta. Ini ditandai dari penambahan kasus positif di atas 1.000, dari sebelumnya masih di bawah 1.000 kasus.

KITA sepakat jalan-jalan. Tapi, ingat di tepat wisata nanti jangan main makan atau minum di warung. Tanya dulu ya, berapa harga nasi sepiring, pecel lele, ayam goreng, teh es manis, kopi atau sekadar mie rebus pakai telor. Oke. Jangan sampai terkaget-kaget, begitu bayar. Lho, kok mahal banget sih?

SULIT terbantahkan bahwa kerumunan berpotensi terjadinya penyebaran Covid-19. Tidak bisa juga dipungkiri bahwa acara kumpul-kumpul dan makan bersama berpeluang terjadinya penularan virus corona.

Tiba-tiba acara pernikahan yang sebelumnya penuh dengan senyum dan tawa, jadi banjir air mata.

Masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM ) berbasis mikro diperpanjang secara nasional mulai 1 – 14 Juni 2021, termasuk di Jabodetabek.

BERBAGAI upaya terus dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Aktivitas masyarakat yang mulai meningkat pascalebaran, perlu diantisipasi bersama, mengingat akan berdampak kepada meningkatnya mobilitas penduduk.

MASIH ingat orang-orang tua kita pada zaman kuda gigit besi? Dulu, ya dulu ketika juga orang tua masih banyak banget pantangannya, dan anak nggak boleh ini itu. Pokoknya tugas anak ya, nurut orang tua. Kalau mau jadi orang, ya harus ngaji dan sekolah yang pinter, begitu.

Wah itu cewek cantik banget. O, iya dia itu artis, dan blasteran. Kalau sudah dijawab dengan kata ’blasteran’ orang pun paham.

Persebaran kasus positif pasca lebaran masih terjadi di tiga wilayah, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan DKI Jakarta.

Halo apa kabar Bapak? Baik ya, ibu juga baik kan? selepas lebaran ini semoga sehat wal afiat.

Segala daya dan upaya dilakukan untuk melepaskan wilayahnya dari jerat zona merah Covid-19. Lockdown berbasis mikro hingga tingkat RT segera dilakukan untuk mencegah munculnya klaster baru keluarga.

BIASANYA tak pakai minyak wangi, biasanya tak suka begitu,saya cemburu, saya curiga, takutnya ada di sana. Biasanya tak pakai minyak rambut, biasanya tak seperti itu, saya gelisah tak enak hati, takutnya ada cinta di sana.

KENAIKAN kasus positif dalam sepekan terakhir ini, hingga minggu kedua pascalebaran menunjukkan kenaikan yang cukup siginifikan. Pada Sabtu ( 29/05/2021) penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 6.565 orang sehingga kumulatif secara nasional menjadi 1.809.926.