Jateng, Jabar dan DKI Perlu Mantapkan Kolaborasi

Kamis 03 Jun 2021, 06:30 WIB
Karikatur Sental-Sentil: Jateng, Jabar dan DKI Perlu Mantapkan Kolaborasi. (kartunis: ucha)

Karikatur Sental-Sentil: Jateng, Jabar dan DKI Perlu Mantapkan Kolaborasi. (kartunis: ucha)

PERSEBARAN kasus positif pasca lebaran masih terjadi di tiga wilayah, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan DKI Jakarta. Dalam beberapa hari terakhir, Jawa Baat menduduki peringkat pertama dalam jumlah penambahan kasus positif, menyusul Jawa Tengah dan DKI Jakarta.

Daerah lain yang wajib diwaspadai sebagaimana data yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19 adalah Riau dan Kepulauan Riau, sedangkan di Pulau Jawa adalah Jawa Timur dan DI Yogyakarta.

Data penambahan kasus positif per hari Selasa (1/06/2021) sebanyak  4.824 orang. Hampir 50 persen penambahan kasus positif ini disumbang dari Jawa Barat sebanyak 892 kasus, Jawa  Tengah 851 kasus, dan DKI Jakarta sebanyak 519 kasus.

Makna yang dapat kita tangkap, ketiga daerah ini perlu kewaspadaan tinggi bukan saja karena jumlah penambahan kasus, juga antisipasi munculnya klaster baru, jika upaya pencegahan tidak masksimal dilakukan.

Kita tahu, Jawa Tengah, Jawa Barat dan DKI Jakarta adalah wilayah yang menyatu dalam kegiatan ekonomi masyarakat, utamanya ketika aktivitas mudik lebaran dilakukan.

Di ketiga wilayah inilah mobilitas penduduk terjadi saat arus mudik dan balik lebaran. Bahkan, terpadat ketimbang di daerah lainnya. Arus mudik terbanyak berasal dari wilayah Jabodetabek, begitu juga aktivitas arus balik lebaran menuju wilayah Jabodetabek.

Sekalipun arus balik berasal dari Jawa Timur, akan melalui wilayah Jawa Tengah atau bisa disebut daerah persinggahan interaksi masyarakat, selain asal pemudik dari berbagai wilayah di Jawa Tengah yang menuju Jabodetabek.

Tak berlebihan sekiranya penyekatan arus balik yang disertai swab antigen secara acak dilakukan di daerah perbatasan Jawa Tengah menuju Jawa Barat dan DKI Jakarta.

Akan lebih baik lagi, jika terdapat kolaborasi penanganan pandemi di ketiga wilayah tersebut, yakni Jawa Tengah, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Bahkan, wilayah Banten, bisa juga dilibatkan sebagai antisipasi mencegah penularan, khususnya di daerah perbatasan.

Begitu juga di wilayah aglomerasi di masing-masing daerah perlu meningkatkan kolaborasi dalam menangani pandemi, mengingat terdapat penyatuan kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Seperti di Jawa Tengah dan Solo raya, Bandung Raya dan Yogya Raya.

Selain, tentunya di Jabodetabek sendiri yang selama ini sudah cukup terjalin kolaborasi sejak pandemi mulai menyeruak negeri ini, Maret tahun lalu, kemudian dimantapkan lagi sejak awal tahun ini.

Berita Terkait
News Update