Waspada! Klaster Keluarga Menggejala

Selasa 08 Jun 2021, 06:30 WIB
Karikatur Sental-sentil: Waspada! Klaster Keluarga Menggejala. (kartunis: poskota/ucha)

Karikatur Sental-sentil: Waspada! Klaster Keluarga Menggejala. (kartunis: poskota/ucha)

LONJAKAN kasus Covid-19 pascalebaran mulai menggeliat di Jakarta. Ini ditandai dari penambahan kasus positif di atas 1.000, dari sebelumnya masih di bawah 1.000 kasus.

Pada Minggu ( 07/06/2021) penambahan kasus Covid-19 secara nasional sebanyak 5.832 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 1.119 kasus atau hampir seperlimanya berasal dari DKI Jakarta.

Lonjakan kasus ini perlu diwaspadai mengingat sejak Lebaran, kasus positif di Jakarta terus melandai hingga akhir pekan lalu pascalebaran.

Dalam beberapa pekan terakhir setelah Lebaran, DKI Jakarta berada di peringkat ketiga penambahan kasus positif harian, setelah Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Peningkatan kasus di Jakarta, diduga berasal dari pascaliburan Idulfitri yang sekarang baru terdeteksi penularannya. Seperti diprediksi sebelumnya puncak penyebaran kasus pasca liburan lebaran akan terjadi pada pertengahan hingga akhir bulan bulan Juni ini.

Merujuk kepada prediksi tadi, dapat diduga angka penularan yang lebih tinggi masih bisa terjadi dalam pekan ini atau pekan depan.

Kita berharap lonjakan kasus tidak akan terjadi. Harapan bisa menjadi kenyataan jika disertai dengan upaya nyata untuk mencegahnya.

Hingga kini belum ada pencegahan yang paling efektif, selain dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan (prokes).

Dalam beberapa kasus yang terjadi di Jakarta belakangan ini, klaster RT tercipta karena kurangnya disiplin prokes. Kerumunan menjadi satu pemicu penyebaran.

Kasus yang terjadi di Ciracas, Cipayung , Semper, dan Kayu Putih berasal dari adanya aktivitas yang melibatkan sejumlah orang, terdapat kerumunan yang kemudian abai terhadap prokes. Acap tanpa sadar melepas masker atau kurang menjaga jarak, sementara interaksi cukup inten saat berkerumun.

Sepanjang semuanya sehat, tak ada yang reaktif, kerumunan tidak akan berdampak penularan. Tetapi yang patut diperhatikan adalah hadirnya warga lain, bukan kelompok kita, yang tak jauh dari tempat kita beraktivitas.

Antisipasi semacam ini wajib dilakukan jika berada di tempat-tempat umum seperti kafe, stasiun, dan taman.

Klaster di satu RT di Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, berawal dari kerumunan warga di Taman Pintar. Lockdown lokal diberlakukan setelah 22 warga positif Covid-19.

Tracing yang dilanjutkan swab test PCR dilakukan terhadap puluhan warga lainnya yang sempat kontak dengan warga yang positif.

Jika kerumuman menjadi satu pemicu penyebaran, menjadi bahan pemikiran apakah tempat-tempat umum sebagai magnet orang berkumpul, untuk sementara perlu di-lockdown? Jawabnya menjadi kebijakan para kepala daerah untuk mempertimbangkannya meniadakan tempat-tempat yang berpotensi menjadi klaster kerumunan.

Apa pun bentuk kebijakan, akan kembali kepada warga masyatakat itu sendiri, mau mendekati atau menjauhi kerumunan. Tentu, dengan segala risiko yang bakal dihadapinya. (jokles)

Berita Terkait

Mengumbar Birahi, Kebablasan

Rabu 09 Jun 2021, 09:45 WIB
undefined

Hadapi Kondisi Terburuk

Rabu 09 Jun 2021, 06:30 WIB
undefined

Jabodetabek Perlu Siaga

Kamis 10 Jun 2021, 06:30 WIB
undefined

‘Gagal Maning, Gagal Maning’

Jumat 11 Jun 2021, 09:45 WIB
undefined

Oh Ternyata, Ternyata Ya?

Sabtu 12 Jun 2021, 09:45 WIB
undefined

News Update