ADVERTISEMENT

Sektarianisme di India, Murka Nasionalis Hindu Pada Penguasa Masa Lalu

Jumat, 17 Juni 2022 19:00 WIB

Share
Aurangzeb
Aurangzeb

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Mereka mengatakan bahwa sejarah India dikaburkan dengan sistematis. Hal ini dilakukan para distorsionis sayap kiri. Terutama untuk memisahkan orang-orang India, kebanyakan Hindu, dari peradaban masa lalu mereka.

"Aurangzeb meruntuhkan kuil dan itu hanya menunjukkan kebenciannya terhadap orang Hindu dan Hinduisme," kata Makkhan Lal.

Perdebatan telah meluas dari akademisi ke unggahan media sosial yang marah dan kebisingan acara TV di mana Muslim India modern sering dihina dan disebut keturunan Aurangzeb.

Seorang anggota parlemen Muslim mengunjungi makam Aurangzeb untuk berdoa pada bulan lalu sehingga membuat seorang pemimpin senior dari partai Narendra Modimempertanyakan asal usul nenek moyangnya.

"Mengapa anda mengunjungi makam Aurangzeb yang menghancurkan negara ini," ucap Pejabat Tinggi Negara Bagian Assam Timur Laut Hemanta Biswa Sarma menggelegar selama wawancara televisi.

Dia mengatakan dengan mengacu pada anggota parlemen itu, "Jika Aurangzeb adalah ayahmu maka saya tidak akan keberatan."

Penghinaan telah menyebabkan lebih banyak kecemasan di antara minoritas Muslim yang signifikan di negara itu yang dalam beberapa tahun terakhir telah menerima kekerasan dari para nasionalis Hindu. Ini dipicu seorang Perdana Menteri yang sebagian besar tetap bungkam pada serangan semacam itu sejak dia pertama kali terpilih pada 2014.

Partai Narendra Modimembantah menggunakan nama Kaisar Mughal untuk merendahkan Muslim. Dikatakan juga itu hanya mencoba untuk keluar dari kebenaran.

“Sejarah India telah dimanipulasi dan diputarbalikkan untuk menenangkan minoritas. Kami membongkar ekosistem kebohongan itu,” kata Juru Bicara BJP Gopal Krishna Agarwal.

Ketidaksukaan terhadap Aurangzeb jauh melampaui kaum nasionalis Hindu.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT