ADVERTISEMENT

Sektarianisme di India, Murka Nasionalis Hindu Pada Penguasa Masa Lalu

Jumat, 17 Juni 2022 19:00 WIB

Share
Aurangzeb
Aurangzeb

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

POSKOTA.CO.ID - Narendra Modi bangkit dari kursinya dan melangkah cepat menuju podium untuk menyampaikan pidato malam hari itu kepada bangsa.

Pidatonya diharapkan akan mencakup pesan langka kerukunan antar agama di negara di mana ketegangan agama meningkat di bawah pemerintahannya.

Perdana Menteri India tersebut berbicara dari Benteng Merah era Mughal yang bersejarah di New Delhi.

Acara tersebut menandai peringatan 400 tahun kelahiran Guru Tegh Bahadur, guru Sikh kesembilan, yang dikenang karena memperjuangkan kebebasan beragama untuk semua.

Kesempatan dan tempat, dalam banyak hal, sudah sesuai.

Sebaliknya Narendra Modi memilih acara yang berlangsung pada April lalu itu untuk memutar kembali waktu dan mengingatkan orang-orang tentang penguasa Muslim paling dibenci di India yang telah meninggal selama lebih dari 300 tahun lalu.

“Aurangzeb memenggal banyak kepala tetapi dia tidak bisa menggoyahkan keyakinan kita,” ucapnya dalam pidato seperti dikutip dari Associated Press pada Juni ini.

Seruannya atas Kaisar Mughal abad ke 17 itu bukanlah kesalahan belaka.

Aurangzeb Alamgir tetap terkubur jauh di dalam catatan sejarah kompleks India.

Cemoohan pada Aurangzeb meningkat di tengah ketegangan antara umat Hindu dan Muslim yang meningkat.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT