Boris Johnson

Internasional

Kunjungan Tanpa Hasil PM Inggris Ke Uni Emirat Arab dan Arab Saudi

Selasa 22 Mar 2022, 04:00 WIB

INGGRIS, POSKOTA.CO.ID - Kunjungan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson ke Uni Emirat Arab dan Arab Saudi pekan lalu tanpa menuai hasil.

Dia pun harus kembali ke London dengan tangan kosong.

Uni Emirat Arab dan Arab Saudi coba dibujuk Boris Johnson agar meningkatkan produksi minyaknya.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam percakapan dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman meminta Arab Saudi meningkatkan produksi minyak tetapi gagal.

"Kesepakatan yang baik telah dicapai untuk menstabilkan harga minyak, mengatasi inflasi, dan membantu konsumen mendapatkan bensin di SPBU," kata Boris Johnson ketika di Riyadh.

Tetapi saat ditanya apakah Putra Mahkota Arab Saudi berjanji akan meningkatkan produksi minyaknya maka dia menjawab bahwa permintaan ini harus disampaikan kepada pemerintah Arab Saudi.

Sejak Rusia melancarkan operasi militer di Ukraina maka negara-negara blok Barat telah melancarkan kampanye besar-besaran untuk menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.

Sanksi ini memiliki dimensi ekonomi, komersial, politik, media, hingga olahraga. Bahkan menyasar pejabat dan oligarki Rusia. Meskipun demikian ada ketidaksepakatan antara Eropa dan Amerika Serikat mengenai sanksi energi terhadap Rusia.

Presiden AS Joe Biden pada 9 Maret memerintahkan pemboikotan impor minyak, gas, dan produk turunannya dari Rusia ke Amerika Serikat.

Namun langkah AS tersebut mendapat reaksi negatif dari Belgia. Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menanggapi sanksi yang dikeluarkan Joe Biden terhadap Rusia dengan menegaskan bahwa Belgia tidak mengikuti AS dalam hal ini.

Inggris mengambil sikap berbeda dengan Eropa. Inggris memutuskan secara independen dalam kebijakan luar negeri dan energinya usai memisahkan diri dari Uni Eropa.

Inggris mengamini AS untuk mengakhiri impor minyak dan produk olahan minyak dari Rusia pada akhir 2022. Tetapi embargo energi Rusia menimbulkan biaya besar bagi Washington dan London.

Daily Mirror menunjukkan bahwa operasi militer Rusia ke Ukraina telah membuat rakyat Inggris menderita. Pasalnya, harga satu liter bensin meningkat dan orang-orang yang sebelumnya berjuang untuk memenuhi kebutuhannya saat ini berada di bawah tekanan yang meningkat. Harga BBM di SPBU kian hari semakin tinggi.

Faktanya sanksi anti Rusia yang baru-baru ini dijatuhkan negara-negara Barat menjadi pedang bermata dua yang akan memiliki konsekuensi serius bagi ekonomi dan sektor energi negara-negara ini, terutama Eropa dan Amerika Serikat.

Amerika Serikat dan Inggris sekarang telah memulai upaya bersama untuk membujuk sekutu minyak Barat guna meningkatkan produksinya guna mengisi kesenjangan akibat sanksi energi terhadap Rusia.

Pemerintahan Joe Biden terkait hal ini secara terbuka meminta Riyadh untuk meningkatkan produksi minyaknya dalam konteks OPEC Plus yang hanya menjamin peningkatan produksi minyak sebesar 400.000 barel.

Karena itu meskipun Perdana Menteri Inggris mengunjungi Saudi dan Uni Emirat Arab tetapi terpaksa kembali ke London dengan tangan kosong.

"Perdana Menteri Inggris berpindah dari satu diktator ke diktator lainnya untuk mendapatkan minyak," komentar pemimpin Partai Buruh Inggris Keir Starmer. ***

Tags:
InggrisBoris JohnsonUni Emirat Arabarab saudimohammed bin salmanpeningkatan produksi minyakminyak Rusiasanksi atas Rusiasanksi ekonomikenaikan harga energipasar energi duniakenaikan harga minyakekonomi-globalinfo internasional

Reporter

Administrator

Editor