MESIR, POSKOTA.CO.ID - Pertemuan tiga pihak yang belum pernah terjadi sebelumnya dilakukan antara para pemimpin Mesir, Israel, dan Uni Emirat Arab.
Momen itu terjadi di tengah perang Ukraina mengguncang pasar energi dan makanan dan negara-negara kuat dunia hampir mencapai kesepakatan nuklir Iran yang kembali dihidupkan.
Pertemuan KTT itu diadakan di resor Laut Merah Sharm el Sheikh.
Presiden Mesir Abdel Fattah al Sisi, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed.
KTT tersebut berlangsung pada saat hampir sebulan usai Rusia menginvasi Ukraina. Invasi Rusia memicu kekhawatiran tentang keamanan dan membuat harga minyak, gandum, dan komoditas utama lainnya melonjak.
Mesir, Israel, dan Uni Emirat Arab adalah sekutu Amerika Serikat.
Namun sejauh ini ketiga negara itu menghindar untuk mengambil posisi melawan Rusia atas perangnya di Ukraina.
"Dengan latar belakang perkembangan terakhir di dunia dan kawasan, para pemimpin itu membahas hubungan antara ketiga negara dan cara untuk memperkuatnya pada semua tingkatan," kata sebuah pernyataan dari kantor Naftali Bennett.
Profesor Ilmu Politik Universitas Kairo Mustafa Kamel al Sayyid menyebut KTT itu adalah yang pertama dan menandakan "doktrin baru" diplomasi regional yang diperjuangkan Uni Emirat Arab.
Naftali Bennett dan Sheikh Mohammed bin Zayed tiba di Mesir pada Senin (21/3/2022) seperti dilansir dari AFP.
Juru Bicara Kepresidenan Mesir Bassam Radi mengatakan ketiga pemimpin itu membahas energi, stabilitas pasar, dan ketahanan pangan Dalam pertemuan mereka hari Selasa (22/3/2022).
Media Israel mengatakan para pemimpin itu juga akan membahas laporan bahwa Iran dan negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat, hampir mencapai kesepakatan untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015.
Naftali Bennett menentang keras kesepakatan itu karena Iran bertujuan membuat bom atom. Hal ini selalu dibantah Iran. ***