India Dengan Rusia Jajaki Transaksi Pakai Mata Uang Lokal

Selasa 22 Mar 2022, 21:30 WIB
Perusahaan minyak Rusia Sibneft di Noyabrsk Siberia Barat.

Perusahaan minyak Rusia Sibneft di Noyabrsk Siberia Barat.

INDIA, POSKOTA.CO.ID - Mekanisme pembayaran dengan mata uang lokal sedang dipertimbangkan India dalam melanjutkan perdagangan dengan Rusia.

Meski Rusia tengah dikenai hujan sanksi yang dilakukan Barat karena menginvasi Ukraina.

India tetap melanjutkan pembelian minyak mentah Rusia dengan harga diskon meskipun ada tekanan dari Amerika Serikat.

Media-media lokal melaporkan Indian Oil Corp. yang dikelola pemerintah telah menyepakati perjanjian untuk membeli tiga juta barel minyak mentah Rusia.

India telah membela keputusannya untuk mempertimbangkan pembelian minyak Rusia meskipun belum secara resmi mengukuhkan kesepakatan itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri India Arindam Bagchi awal pekan ini mengatakan,“Sejumlah negara mengimpor energi dari Rusia, terutama di Eropa.”

Ditambahkannya, India yang mengimpor sebagian besar minyaknya selalu menjajaki semua kemungkinan di pasar energi global.

Sejumlah Negara Tetap Impor Energi Rusia

Sejumlah negara Eropa masih terus membeli minyak Rusia meskipun AS telah melarang impor minyak Rusia. Seperti Jerman yang bergantung pada impor energi Rusia.

India adalah importir minyak terbesar ketiga di dunia. Hanya mengimpor sekitar 3 persen dari Rusia. Tetapi minyak mentah Rusia yang murah dapat membantu melindungi ekonomi India dari melonjaknya harga minyak mentah internasional.

Para pejabat India mengatakan pemerintah akan mempelajari dampak sanksi-sanksi Barat terhadap Rusia, sambil merancang mekanisme pembayaran untuk menyelesaikan perdagangannya dengan Rusia.

“Kami menunggu rincian untuk mengkaji dampak pertukaran ekonomi kami dengan Rusia,” ujar Arindam Bagchi.

Badan bisnis India telah meminta pemerintah untuk membentuk mekanisme "rupee-rubel" guna memfasilitasi perdagangan mengingat sanksi-sanksi telah membatasi kemampuan Rusia melakukan bisnis dalam mata uang utama, seperti dolar atau euro.

“Kami telah mengusulkan agar dalam situasi tertentu, perdagangan mata uang lokal dapat dieksplorasi. Ini adalah salah satu opsi yang masuk akal, yang ada di atas meja,” kata Direktur Jenderal Federal Organisasi Ekspor India Ajay Sahai.

Eksportir India mengatakan pembayaran sekitar 500 juta dolar terhenti karena pembeli Rusia tidak dapat membayar dalam valuta asing.

Seorang pejabat India yang menolak disebut namanya mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa sedang diupayakan untuk membentuk mekanisme perdagangan "rupee-rubel" guna membayar minyak dan barang-barang lain.

Perdagangan mata uang lokal dapat terjadi antara bank-bank Rusia dan perusahaan-perusahaan yang memiliki rekening di bank-bank milik pemerintah India.

Mekanisme "Rupee-Rubel" Bukan Hal Baru

Pertimbangan untuk menjalankan mekanisme ini bukan yang pertama. India dan bekas Uni Soviet itu pernah memiliki rencana pertukaran "rupee-rubel" selama Perang Dingin untuk memotong dolar Amerika.

India juga telah menggunakan program serupa dengan Iran yang juga dikenai sanksi Barat karena rencana pengembangan program senjata nuklir.

India telah mengambil sikap netral terhadap invasi Rusia.

Negara ini menyerukan gencatan senjata dan diplomasi untuk menyelesaikan krisis ini tetapi tidak mengutuk Rusia.

India memang sudah memiliki hubungan lama dengan Rusia.

Gedung Putih: Tiap Negara Punya Alasan Ekonomi Berbeda

Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki pada Jumat (18/3) menyebutkan Washington telah berhubungan dengan para pemimpin India ketika ditanya apakah AS akan mendesak India untuk membatasi pembelian minyak dari Rusia.

Jen Psaki mengungkapkan sejumlah negara memiliki alasan ekonomi yang berbeda, termasuk yang ada di Eropa.

“Tetapi apa yang kami proyeksikan atau sampaikan kepada pemimpin mana pun di seluruh dunia adalah dunia, seluruh dunia, setelah mengawasi di mana kita akan berdiri terkait dengan konflik ini. Apakah memberi dukungan atau tidak bagi Rusia dalam bentuk apapun ketika mereka secara tidah sah menginvasi Ukraina,” tambahnya.

Namun India tidak menunjukkan indikasi mengurangi perdagangan atau hubungan strategis dengan Rusia.

Rusia memasok 70 persen senjata ke India yang menjadi sangat penting bagi negara itu ketika menghadapi pasukan Tiongkok di sepanjang perbatasan Himalaya.

Kedua negara berjanji akan meningkatkan perdagangan dalam sektor pertahanan dan energi ketika Vladimir Putin berkunjung ke New Delhi tiga bulan lalu. ***

Berita Terkait

News Update