Paus Fransiskus Singgung Perang Nuklir dan Zaman Setelahnya

Selasa 22 Mar 2022, 20:00 WIB
Paus Fransiskus

Paus Fransiskus

VATIKAN, POSKOTA.CO.ID - Paus Fransiskus menyinggung tentang perang nuklir dan zaman setelahnya. Dia memperingatkan “malapetaka terakhir” yang bisa membawa kepunahan umat manusia.

Dia menyerukan akan adanya ancaman perang nuklir ini dan memperingatkan bahwa umat manusia harus mulai lagi dari awal jika terjadi pertukaran termonuklir.

Di samping itu perhatian dunia semakin terfokus pada bencana yang mengakhiri dunia ini.

Dilansir dari RT, Paus menyebutkan dalam khotbah pekan lalu bahwa kemajuan teknologi “luar biasa” dan “masa depan yang berlimpah mesin” memerlukan beberapa optimisme. Tetapi umat manusia masih dapat mengambil jalan lain.

“Di sisi lain, imajinasi kita tampak semakin terkonsentrasi pada keterwakilan bencana terakhir yang akan menyudahi kita. Apa yang terjadi dengan perang nuklir akhirnya,” katanya. “Zaman setelahnya ini, jika masih ada zaman dan manusia, harus mulai lagi dari awal. Menghancurkan segalanya untuk memulai lagi dari awal.”

Meskipun Paus mengatakan dia tidak ingin menyepelekan gagasan tentang kemajuan tetapi dia berpendapat bahwa gambaran banjir mendapat tempat di alam bawah sadar, ini sebuah rujukan ke narasi banjir besar Alkitab yang ditemukan dalam Kitab Kejadian.

Paus tidak secara langsung mengaitkan pernyataannya dengan konflik yang sedang berlangsung di Ukraina. Meskipun diskusi publik tentang zona larangan terbang yang didukung Barat dan prospek permusuhan langsung dengan Rusia telah memicu banyak prediksi tentang Perang Dunia III dan penghancuran atom bahkan paling menempati arus utama.

Sebagian besar khutbah Paus Fransiskus dipusatkan pada korupsi sosial.

Dia kemudian mempersembahkan doa bagi Ukraina di mana dia merujuk pada "tangan Kain". Kain adalah tokoh Alkitab yang membunuh saudaranya sendiri.

Dia sebelumnya mengecam konflik itu sebagai "kegilaan".

"Ini bukan hanya operasi militer tetapi perang yang mengarah ke kematian, kehancuran, dan kesengsaraan," ucapnya.

Paus Fransiskus pekan lalu bertemu dengan Kepala Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill dari Moskow guna membahas perang di Ukraina. Yaitu aspek kemanusiaan dari krisis saat ini dan bagaimana mengatasi dampaknya.

Keduanya sepakat bahwa mereka tidak boleh menggunakan bahasa politik tetapi bahasa Yesus dan memiliki kewajiban untuk dekat dan membantu semua orang yang menderita akibat perang. ***

Berita Terkait

News Update