AS, POSKOTA.CO.ID - Paus Fransiskus dan para pemimpin Kristen lain di seluruh dunia telah mendorong umat beriman untuk berpuasa dan berdoa bagi Ukraina pada Rabu Abu (2/3/2022).
Rabu Abu merupakan hari ketika banyak orang Kristen diingatkan akan kefanaan mereka dengan sapuan abu di dahi mereka.
Dua tahun terakhir menyebabkan para pastor berupaya menemukan cara untuk membagikan abu secara aman selama pandemi.
Namun perhatian para pemimpin Kristen pada tahun ini beralih pada invasi Rusia ke Ukraina dengan menyerukan doa bagi perdamaian.
“Semoga Ratu Perdamaian menjaga dunia dari kegilaan perang,” tulis Paus Fransiskus dalam seruannya untuk berpuasa.
Praktik kuno puasa Kristen memungkinkan orang beriman untuk meningkatkan indra mereka dan memfokuskan energi spiritual mereka, kata Bapa Mark Morozowich, teolog di Universitas Katolik Amerika.
“Dunia dipanggil untuk berdoa lebih dalam,” kata Mark Morozowich.
“Saat kami terus berdiri di samping saudara dan saudari Ukraina kami, dan ketika dunia menunjukkan kepada pihak berwenang Rusia bahwa ini tidak dapat ditoleransi, kami memiliki kesempatan untuk ... mencoba membangun dunia yang dibangun di atas rasa saling menghormati dan ketertiban yang dibangun di atas rasa hormat dan cinta untuk sesama manusia. Bukan berdasarkan tirani dan ketakutan.”
Bagi umat Kristen yang merayakan Prapaskah, termasuk Presiden AS Joe Biden yang beragama Katolik, Rabu Abu menandai awal periode pekan-pekan menjelang Minggu Paskah.
Pekan-pekan Prapaskah berfungsi sebagai periode refleksi pada kisah Alkitab tentang Yesus di padang pasir, berpuasa dan berdoa, sebelum kematian dan kebangkitannya.
Selama masa Prapaskah, banyak umat Katolik dan beberapa Protestan beramal selama periode tersebut dan berpuasa. Termasuk berpantang menyantap daging. Banyak kelompok mengadakan kebaktian doa khusus atas nama Ukraina tahun ini. Misalnya Pusat Studi Gereja Ukraina Universitas Katolik pada hari Rabu mengadakan doa sepanjang hari di Basilika Kuil Nasional Kapel Bizantium di Washington.
Bapa Robert Hitchens dari Kuil Nasional Keluarga Kudus Katolik Ukraina di Northeast Washington DC mengatakan dia telah mendorong jemaatnya untuk berpartisipasi dalam puasa global pada hari Rabu.
“Dengan datangnya Prapaskah, ini adalah waktu untuk mengintensifkan doa dan melakukan pekerjaan baik. Ini adalah cara bagi orang untuk melakukan sesuatu secara konkret,” kata Robert Hitchens.
Para pemimpin Kristen lainnya juga menyerukan doa pada Rabu Abu atas nama Ukraina. Lima persekutuan Kristen sedunia, termasuk Persekutuan Gereja-Gereja Reformasi Dunia, Federasi Lutheran Dunia, dan Konferensi Mennonite Dunia. Mereka mengadakan kebaktian bersama Rabu Abu untuk perdamaian di Ukraina.
Beberapa di antara mereka berencana untuk berpuasa pada hari Rabu meskipun mereka bukan bagian dari Gereja Katolik.
Dan Gibson dari Gereja Anglikan Amerika Utara mengatakan puasa pada Rabu Abu adalah momen ekumenis bagi umat Kristen di seluruh dunia. Hal ini dia rasakan usai melihat pemimpin spiritual Anglikan Uskup Agung Canterbury Justin Welby turut bergabung dengan seruan Paus Fransiskus.
“Saya seorang pengacara, bukan tentara, bukan paramedis. Saya bukan orang yang bisa pergi ke Ukraina dan berbuat banyak untuk membantu siapa pun,” kata Dan Gibson.
“Sebagai seorang Kristen, saya percaya Tuhan mendengarkan doa-doa kami. Ini setidaknya sesuatu yang bisa saya lakukan.”
Sementara Patricia Yingst, menggambarkan dirinya sebagai spiritual, melihat seruan Paus Fransiskus untuk berpuasa dan berencana bergabung dengannya.
“Saya berharap saya bisa memeluk seorang Ukraina sekarang. Yang bisa saya lakukan hanyalah bermeditasi dan berdoa saat ini,” katanya. “Puasa adalah sesuatu yang saya tahu dapat saya capai untuk mendukung orang-orang yang mencoba membuat perbedaan. Kelihatannya seperti hal kecil, tetapi saya melakukan apa yang saya bisa.”
Jared Cook berharap dapat menunjukkan solidaritas dengan orang-orang Ukraina. Meskipun denominasi Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir tidak merayakan Prapaskah atau Rabu Abu. Tetapi dia berencana untuk bergabung dengan orang lain yang berpuasa.
Anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir biasanya berpuasa selama satu hari Minggu setiap bulan. Mereka diminta beramal untuk dibelanjakan makanan yang kemudian dibagikan bagi orang-orang yang membutuhkan.
Jared Cook mengatakan dia merasa tidak perlu menunggu kepemimpinan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir menyerukan puasa bagi Ukraina.
“Menggulir Twitter, menonton pembaruan tentang apa yang terjadi di Ukraina, hati anda tertuju pada orang-orang ini, melihat bagaimana mereka membela diri,” kata Jared Cook.
“Ada perasaan tidak berdaya yang menyertainya. Ini serupa dengan aku yang tidak mampu muncul langsung dan mengambil senjata dan membantu mereka.”
Berdasarkan sejarah, orang-orang Kristen berpuasa untuk berbagai macam tujuan.
Sementara Rabu Abu mengingatkan akan kefanaan dan kurangnya pengendalian diri, kata Tyler Wigg-Stevenson, seorang Pastor Anglikan di Toronto yang telah melakukan aktivisme menentang penggunaan senjata nuklir.
“Menarik untuk dipikirkan, orang-orang mengaitkan puasa sebagai cara untuk memberi mereka hak pilihan,” katanya.
“Tetapi itu adalah gerakan spiritual yang selalu dilakukan orang Kristen. Inilah perang yang tidak dapat kami kendalikan, tetapi kami akan mengakui ketergantungan kami pada kekuatan yang lebih tinggi.”
Dalam Kitab Yunus dikisahkan nabi Yunus memperingatkan Niniwe akan kehancuran yang akan datang karena kejahatannya. Lalu Niniwe beralih pada doa dan puasa. Tuhan berkenan dan memutuskan untuk tidak menghancurkan kota itu.
Puasa menunjukkan ketidakberdayaan, kata Wigg-Stevenson. Hal ini menyadarkan akan ketergantungan dan kerapuhan manusia. ***