Ini Penilaian Miliarder George Soros Atas Operasi Militer Rusia di Ukraina

Senin 28 Feb 2022, 19:00 WIB
George Soros

George Soros

POSKOTA.CO.ID - Miliarder George Soros membuat perbandingan antara operasi militer Rusia di Ukraina dengan pengepungan Budapest tahun 1944.

George Soros tampak secara tidak sengaja menarik persamaan antara Nazi dan militer Ukraina modern dalam sebuah unggahan blog. Demikian dilansir dari RT pada Senin (28/2/2022).

Dia membandingkan konflik saat ini dengan pengepungan Budapest tahun 1944 oleh tentara Soviet yang dikuasai Nazi.

George Soros Dalam unggahan yang diterbitkan di situs web pada hari Sabtu meminta dunia untuk “berpihak pada Ukraina, sebagaimana mereka mendukung kita” sebelum menemukan kesamaan yang nyata antara aksi militer Rusia di Ukraina dan pengepungan yang dilakukan pasukan Uni Soviet atas Budapest saat itu yang dikuasai Nazi.

“Ukraina pemberani sekarang berada di garis depan dan mempertaruhkan hidup mereka dalam serangan gencar yang mengingatkan saya pada pengepungan Budapest pada 1944 dan pengepungan Sarajevo pada tahun 1993,” kata miliarder itu.

Pesan itu juga muncul di akun Twitter Soros tetapi kemudian dihapus setelah beberapa pengguna menunjuk ke paralel yang luar biasa. Unggahan blog masih dapat diakses di situs Soros pada Senin pagi.

“Penting bahwa baik aliansi transatlantik (Amerika Serikat, Kanada, Uni Eropa, dan Inggris) tetapi juga negara-negara lain melakukan apa pun dalam kekuatan mereka untuk mendukung Ukraina pada saat ancaman eksistensialnya,” tulis pendiri Yayasan Masyarakat Terbuka (Open Society Foundation) sembari menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan serangan langsung terhadap kedaulatan semua negara yang pernah berada di Uni Soviet dan seterusnya.

Pengepungan Budapest tahun 1944 membuat kota Hongaria, yang pada waktu itu diduduki militer Nazi dikelilingi oleh pasukan Soviet selama berbulan-bulan pertempuran dari rumah ke rumah yang melelahkan.

George Soros saat itu berusia 14 tahun. Sebagai keturunan Yahudi dia menyatakan mampu bertahan dari pendudukan Nazi di kotanya hanya karena keluarganya berhasil memperoleh kartu identitas Kristen.

Presiden Rusia Vladimir Putin dengan "operasi militer khusus" di Donbass menggambarkan misi Rusia itu sebagai salah satu denazifikasi dan demiliterisasi.

Militer Ukraina dilaporkan secara luas memasukkan sukarelawan sayap kanan seperti Batalyon Azov yang terlihat memakai tanda kebesaran Nazi dalam beberapa kesempatan.

Facebook pekan lalu membatalkan larangan 2019 untuk memuji pasukan paramiliter sayap kanan yang sekarang bergabung dengan Garda Nasional Ukraina.

Raksasa media sosial itu mengatakan bahwa batalyon itu masih akan dilarang mengunggah atau merekrut di Facebook.

Kremlin menuduh Kyiv melakukan genosida terhadap penduduk Donbass. Tetapi Kyiv membantah pernyatan itu dan bersikeras bahwa Rusia menggunakannya sebagai dalih palsu untuk melancarkan serangan militer.

Dalam bandingnya ke Mahkamah Internasional pada hari Minggu, Ukraina menuduh Rusia merencanakan tindakan genosida terhadap Ukraina. ***

Berita Terkait

News Update