ADVERTISEMENT
Rabu, 23 Maret 2022 22:00 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
EROPA, POSKOTA.CO.ID - Strategi pertahanan dan keamanan baru disahkan para Menteri Luar Negeri Uni Eropa pada Senin (21/3/2022).
Dewan Uni Eropa dalam pernyataannya terkait dokumen yang disebut “Kompas Strategis” menguraikan rencana aksi untuk memperkuat kebijakan keamanan dan pertahanan Uni Eropa hingga 2030.
“Kompas Strategis” meningkatkan kemandirian strategis Uni Eropa dan kemampuannya untuk bekerja dengan berbagai mitra untuk mempertahankan nilai dan kepentingannya.
Program ini bertujuan menjadikan Uni Eropa sebagai penyedia keamanan yang lebih kuat dan lebih mampu melengkapi komitmen NATO.
Uni Eropa sedang membentuk 5.000 pasukan reaksi cepat untuk menangani krisis internasional dan menempatkan 200 spesialis keamanan dan pertahanan yang benar-benar diperlengkapi dengan baik dalam keadaan siaga dalam waktu 30 hari.
Tentara Uni Eropa juga melakukan latihan darat dan udara secara teratur dan mengembangkan kemampuan melawan serangan siber, ancaman multilateral, dan informasi yang salah.
Uni Eropa juga akan mengembangkan strategi keamanan ruang angkasa.
Dokumen “Kompas Strategis” juga menjelaskan kemitraan dengan negara-negara sekutu dan mitra strategis. Seperti Amerika Serikat, Kanada, Norwegia, Inggris dan Jepang, serta organisasi seperti NATO, PBB, Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa, dan ASEAN.
Tampaknya pasca perkembangan keamanan pada 2021 ada perkembangan baru di kancah Eropa yang memaksa negara-negara Eropa sesegera mungkin mewujudkan kemampuan pertahanan dan militer Eropa yang mandiri.
Terutama usai penarikan tergesa-gesa Amerika Serikat dari Afghanistan tanpa berkonsultasi dengan mitra Eropa, serta friksi yang ada selama kepresidenan mantan Presiden AS Donald Trump antara dua sisi Atlantik terkait biaya militer dan tingkat partisipasi dalam NATO.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT