ADVERTISEMENT

Yusuf Al Qaradawi, Riwayat Pemimpin Spiritual Ikhwanul Muslimin

Kamis, 29 September 2022 16:00 WIB

Share
Syekh Yusuf Al Qaradawi
Syekh Yusuf Al Qaradawi

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

POSKOTA.CO.ID - Syekh Yusuf Al Qaradawi tutup usia di usia 96 tahun.

Ulama Ikhwanul Muslimin ini meninggal pada Senin (26/9/2022) dan diumumkan di akun Twitter resminya.

Riwayatnya banyak dikenang dalam dinamika politik di negara-negara Teluk.

Yusuf Al Qaradawi lahir di Mesir. Namun menghabiskan sebagian besar hidupnya di Qatar.

Dia menjadi salah satu ulama Sunni paling dikenal dan berpengaruh di dunia Arab berkat penampilannya di jaringan Al Jazeera Qatar.

Ceramahnya disiarkan ke jutaan rumah lewat layar televisi telah memicu ketegangan yang mengakibatkan Arab Saudi dan negara-negara Teluk yang merupakan sekutunya memblokade Qatar pada 2017 dan menyatakan Yusuf Al Qaradawi sebagai teroris.

Dia menimba ilmu di Universitas Al Azhar Kairo. Sering kali menyeimbangkan ideologi radikal yang dianut Al Qaeda. Dia mengutuk keras serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat dan mendukung politik demokrasi.

Namun dia juga menyetujui tindakan kekerasan jika terkait dengan hal yang menurutnya baik.

Dia mendukung dilakukannya serangan terhadap pasukan koalisi usai AS melakukan invasi pada 2003 di Irak.

Yusuf Al Qaradawi mendukung tindakan bom bunuh diri warga Palestina dalam menghadapi Israel selama pemberontakan yang dimulai pada 2000.

Atas tindakannya tersebut, beberapa negara melarang Yusuf Al Qaradawi memasuki wilayahnya.

Musim Semi Arab

Dia menyerukan agar pemimpin Libya Muammar Gaddafi dibunuh dan menyatakan perlunya jihad dalam melawan pemerintahan Presiden Suriah Bashar Al Assad selama pemberontakan Musim Semi Arab.

Musim Semi Arab merupakan sebutan yang menggambarkan momentum negara-negara Arab untuk bangkit dari kediktatoran.

Yusuf Al Qaradawi bergabung dengan Ikhwanul Muslimin ketika masih muda. Mengadvokasi Islam sebagai program politik, Ikhwanul Muslimin telah dilihat sebagai ancaman oleh para pemimpin Arab otokratis sejak didirikan pada 1928 di Mesir oleh Hassan Al Banna, yang dikenal oleh Yousuf Al Qaradawi.  

Dia menolak untuk menjadi pemimpin organisasi tersebut karena lebih memilih untuk berfokus pada ceramah dan keilmuan Islam dan membangun pengikut yang lebih massif dibandingkan pengikut di skala organisasi.

Yusuf Al Qaradawi tumbuh menjadi sosok yang diperhitungkan setelah terjadinya pemberontakan Arab pada 2011.

Dia mengunjungi Kairo usai jatuhnya Presiden Hosni Mubarak dan mengatakan pada warga yang memenuhi Lapangan Tahrir bahwa ketakutan yang menyelimuti bangsa Mesir telah sirna. Seiring keberhasilan mereka menggulingkan Firaun era modern.

Penampilan Yusuf Al Qaradawi tersebut membawa atmosfer perubahan di Mesir. Kelompok Islamis yang telah lama tertindas dapat menikmati kebebasan baru. Seorang anggota Ikhwanul Muslimin Mohamed Mursi terpilih sebagai Presiden pada 2012.

Militer yang didorong protes massa setahun kemudian menggulingkan Mohamed Mursi.

Yusuf Al Qaradawi mengutuk orde baru yang dipimpin tentara karena mengeluarkan tindakan keras terhadap Ikhwanul Muslimin.

Dia mendesak pemilihan yang menjadikan Panglima Militer Abdel Fattah Al Sisi sebagai Presiden pada 2014 untuk diboikot.

Hukuman Mati

Yusuf Al Qaradawi pada masa mudanya sering kali keluar masuk hotel prodeo di Mesir. Dia pernah dijatuhi hukuman mati secara in absentia oleh pengadilan Mesir pada 2015 bersama Mohamed Mursi dan sekitar 90 orang lainnya.

Dia mengatakan putusan yang terkait dengan pembobolan penjara massal pada 2011 adalah omong kosong dan melanggar hukum Islam. Yusuf Al Qaradawi menekankan bahwa ketika peristiwa tersebut terjadi sedang berada di Qatar.

Dia mengkritik Riyadh karena mendukung Abdel Fattah Al Sisi.

Sementara serangan Yusuf Al Qaradawi terhadap Abdel Fattah Al Sisi dan bantuan untuk Ikhwanul Muslimin memicu ketegangan antara Qatar di satu sisi dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab di sisi lain. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab diketahui merupakan pendukung pemerintahan baru Mesir saat itu.

Baik Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris pada 2014.

Ketika Riyadh dan sekutunya pada 2014 menarik duta besar dari Doha maka hal ini membuat Yusuf Al Qaradawi menghentikan ceramah Jumatnya. Dia mengatakan ingin mengurangi tekanan pada Qatar, rumah keduanya sejak 1960-an.

Namun dia masih memberikan kritik terhadap penguasa baru Mesir yang disampaikan dalam berbagai pernyataan.

Yusuf Al Qaradawi menghafal Alquran pada usia 10 tahun.

Dia mengetuai Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS). Di samping itu menentang takfir.

Sikap Yang Kontras

Yusuf Al Qaradawi menentang kelompok ultra radikal ISIS dengan mengatakan tidak setuju sama sekali secara ideologi dan cara.

Ketika ISIS membakar hidup-hidup seorang pilot Yordania yang ditangkap pada 2015, IUMS mengatakan kelompok itu tidak mewakili Islam dengan cara apa pun.

Namun dia menolak peran AS dalam memerangi kelompok itu sebagai kepentingan pribadi.

Kritikus mencatat sikap Yusuf Al Qaradawi itu tampak kontras dengan sebelumnya yang mendukung AS ketika Washington mempertimbangkan untuk melakukan serangan senjata kimia terhadap pemerintah Suriah pada 2013. Namun wacana tersebut tidak pernah terwujud.

Yusuf Al Qaradawi pada kesempatan itu mengatakan kekuatan asing adalah alat Tuhan untuk membalas dendam.

Dia berubah menentang kelompok Syiah Lebanon Hizbullah saat perang di Suriah yang pernah dia puji karena memerangi Israel. Malah dia mengutuk Hizbullah.

Namun dia konsisten mendukung perjuangan Palestina melawan Israel. Dia mengunjungi Gaza pada 2013 atas prakarsa Hamas.

"Kita harus berusaha membebaskan Palestina. Seluruh Palestina. Jengkal demi jengkal,” ucap Yusuf Al Qaradawi. ***

(Reuters)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT