ADVERTISEMENT

Perempuan Jadi Pelopor, Pemerintah Iran Terus Didemo

Rabu, 28 September 2022 12:13 WIB

Share
Kematian Mahsa Amini di tahanan polisi moral memicu aksi protes para perempuan.
Kematian Mahsa Amini di tahanan polisi moral memicu aksi protes para perempuan.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

IRAN, POSKOTA.CO.ID - Demonstrasi di seantero Iran telah berlangsung lebih dari sepekan.

Kini para pengunjuk rasa turun ke jalan sambil membakar kerudung di hadapan pihak berwenang.

“Ini adalah tahun pertumpahan darah,” teriak para pengunjuk rasa di Teheran sementara pasukan militer menyapu jalan-jalan kota.

Dikutip dari VOA pada Selasa (27/09/2022), protes warga ini menyusul kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun. Dia ditahan polisi moral karena tidak mengenakan jilbab dengan benar.

Mahsa Amini menghilang dalam tahanan polisi bulan ini karena dituduh melanggar undang-undang moralitas. Tiga hari kemudian dia meninggal dunia.

Pemerintah Iran mengatakan pihaknya telah memerintahkan penyelidikan atas kasus tersebut. Dukungan dari seluruh dunia mengalir menyusul kematian Mahsa Amini di tengah seruan baru terhadap Republik Islam Iran.

Unjuk rasa di seluruh dunia berlangsung ketika Sidang Majelis Umum PBB juga sedang digelar di New York. Di sana, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengecam sanksi Barat yang dinilai menjadi senjata pemusnah massal rakyat Iran dan menunjukkan kesediaannya untuk kembali ke meja perundingan untuk menghidupkan lagi kesepakatan nuklir tahun 2015 dengan kekuatan-kekuatan dunia.

Dalam program televisi “This Week” di ABC, Senator AS dari Partai Republik John Barrasso mengatakan kesepakatan itu akan menjadi sebuah kekeliruan.

“Iran adalah negara yang mensponsori tindak terorisme. Mereka terus mengatakan,”Matilah Amerika.” Kita tidak bisa membiarkan mereka memiliki senjata nuklir. Saya selalu merasa pemerintahan ini terlalu bersemangat untuk mencapai kesepakatan nuklir atau kesepakatan apa pun dengan Iran. Saya rasa kita tidak perlu mencapai kesepakatan apa pun dengan negara itu. Pemerintahan ini ingin mengirimkan uang puluhan miliar dolar ke Iran untuk sebuah kesepakatan yang menurut saya merupakan kesepatan yang buruk bagi Amerika,” ujarnya.

Sementara para demonstran bentrok dengan polisi dan membakar kerudung mereka di muka umum sebagai bentuk perlawanan besar-besaran di Iran. Pemerintahan Joe Biden menjanjikan komitmennya untuk merundingkan kesepakatan nuklir dan memberikan dukungannya bagi aksi unjuk rasa yang mendorong hak-hak perempuan.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Ignatius Dwiana
Editor: Ignatius Dwiana
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT