Upaya Mengarusutamakan Disabilitas Agar Pemenuhan Hak Bisa Diwujudkan
Jumat, 30 Desember 2022 13:00 WIB
Share
Orang yang mengalami kusta (Sumber: WHO)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Penyandang disabilitas, baik akibat kusta atau ragam disabilitas lainnya, masih terjebak dalam lingkaran diskriminasi.

Seseorang yang telah dinyatakan sembuh dari kusta terus dianggap berstatus atau penyandang kusta. Hal ini melekat sehingga berdampak pada hal lain.

Seseorang yang pernah mengalami kusta akan mengalami gangguan dalam hidupnya. Seperti gangguan kesejahteraan psikologis, gangguan hubungan sosial, dan masalah dengan lingkungan sekitar sehingga sulit kembali ke masyarakat.

Keterbatasan dan kurangnya dukungan sosial menandakan sulitnya pemenuhan hak hidup penyandang disabilitas dan orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK).

Hal ini mendorong Mimi Institute berfokus mengarusutamakan disabilitas untuk kehidupan yang lebih baik. Lembaga yang hadir pada 2009 ini ingin menciptakan interaksi masyarakat dengan penyandang disabilitas.

“Kami ingin membiasakan masyarakat berinteraksi dengan kawan-kawan komunitas disabilitas,” ucap Direktur Mimi Institute Maryani Rusli.

Beragam programnya antara lain konsultasi, edukasi untuk anak dan remaja berkebutuhan khusus, hingga kegiatan publikasi seperti penulisan buku dan modul.

Guncangan Psikologis

Para penyandang disabilitas, termasuk orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK), kerap kali berkonsultasi dengan Mimi Institute.

Mereka datang untuk konseling, mengenali kebutuhannya, dan penyadaran hak asasinya.

Halaman
1 2 3
Reporter: Ignatius Dwiana
Editor: Ignatius Dwiana
Sumber: -