SURYA Paloh dan Puan Maharani sudah bertemu, Senin (22/8) lalu, dan berpelukan ala teletabis. Keduanya dalam kapasitas pimpinan parpol, yakni Nasdem dan PDIP.
Agak surprise ketika keduanya berpelukan, dan di belakang keduanya jajaran pimpinan parpol masing-masing.
Surprise, karena kedua parpol selama ini dinilai banyak pihak seperti minyak dan air. Ini tentu terkait dulu waktu Sidang MPR, Megawati mencuekin Surya Paloh yang sudah bersiap dan akan menyalami. Ternyata Mega melengos. Di depan para tokoh lho itu, orang namanya sidang MPR.
Maka, kali ini kalau Surya Paloh dan Puan berpelukan, seakan benar-benar mencairkan kebekuan, paling tidak untuk taraf pimpinan PDIP yang hadir saat di Nasdem Tower itu.
Ada yang lebih menarik, yakni yang terucap dari Surya Paloh ketika jumpa pers wartawn menanyakan, apakah kemungkinan Puan masuk radar Nasdem.
"Sudah ketemu begini, masa enggak masuk dalam radar," jawab Surya, Senin itu. Ketika disinggung apakah Nasdem perlu ada Rapimnas lagi, Surya diplomatis menjawat lihat perkembangan.
"Kedatangan Mbak Puan ini kan saya lihat-lihat juga. Jadi, kita lihat perkembangan ke depan," ucap Surya lagi.
Nah, ini mengindikasikan bahwa Puan Maharani memang yang akan dicapreskan PDIP juga. Di Nasdem saja masuk radar. Terlebih Puan sendiri kemarin (27/8) mengisyaratkan pula, ia berharap 2024 ada presiden perempuan lagi.
“Insyaallah 2024 akan ada lagi kepala daerah perempuan, menteri perempuan, presiden perempuan juga akan ada lagi Insyaallah,” ujarnya.
Kalau ini benar, maka Ganjar Pranowo tipis harapannya jadi capres, karena tiket PDIP untuk Puan. Ganjar ke laut.
Kemudian, untuk Anies yang sudah jadi nominasi capres Nasdem, kalau Surya mendukung Puan, berarti Gubernur DKI itu pun harus out. Ke laut juga.
Lha kok AHY ikut ke laut? Ya, ini karena dia sering dipasangkan dngn Anies Baswedan, Anies-AHY. Kalau Anies tidak dicapreskan, berpeluang besar membuat AHY juga tidak jadi cawapres. Ke laut juga.
Untuk berpasangan dengan calon dari koalisi lain, misalnya ke KIB dan Gerindra-PKB, kansnya berat.
Berpasangan dengan Prabowo, sepertinya ada trauma, saat Pilpres lalu, Gerindra dan Demokrat seakan jadian, Prabowo-AHY, ternyata malah Prabowo-Sandi.
Demokrat kesal, marah. Maka, mereka pasti hati-hati kalau berunding dengan Gerindra. Terlebih di sana sudah ada Gus Muhaimin.
Akan halnya berpasangan dengan jagoan KIB, Airlangga Hartarto, peluang ada, tapi konon sudah ada yang mengincar di situ.
Erick Thohir ataupun Ganjar Pranowo. Bagi AHY, kemungkinan bisa masuk kalau terjadi hal-hal yang luar biasa. (winotoAnung)