JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Mantan pengacara Richard Eliezer (Bharada E) Deolipa Yumara menyinggung Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi alias Kak Seto terkait perlindungan anak Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Diketahui, Kak Seto sempat menemui Irjen Ferdy Sambo yang ditahan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat pada Rabu (24/8/2022) lalu. Tujuan Ketua LPAI adalah untuk meminta izin agar pihaknya dapat memberi perlindungan terhadap anak sang mantan Kadiv Propam Polri dan Kasatgassus itu.
Lantas Deolipa Yumara curiga bahwa Kak Seto dibayar untuk lindungi anak Ferdy Sambo, ia juga curiga ada sesuatu di balik tindakan tersebut.
Diketahui sebelumnya, Kak Seto menyebut pihaknya tidak berniat panjat sosial usai LPAI memberikan perlindungan ke anak Ferdy Sambo.
"Karena ini viral seolah-olah saya hanya menolong anak-anak yang seolah panjat sosial. Mohon maaf artinya sama sekali tidak," tegas Kak Seto saat ditemui wartawan di Mabes Polri, Rabu (24/8/2022).
Kak Seto juga menegaskan bahwa perlindungan anak diberikan tanpa diskriminasi. Ia menyebut bahwa LPAI telah konsisten memberikan perlindungan kepada anak-anak Indonesia selama 27 tahun.
"Kami tidak ada diskriminasi. 'Ah ini anak jenderal enggak usah diurusin.' Semua anak di mata kami adalah sama. Apakah itu anak-anak kaum marjinal, kaum gelandangan dan sebagainya," jelas Kak Seto.
"Kami konsisten terus memperingatkan semua pihak untuk melindungi anak Indonesia," sambungnya.
Bersama Biro Psikologi Mabes Polri, Kak Seto mengataakan akan menangani anak Ferdy Sambo dan mengembalikan rasa percaya dirinya.
Ia menyebut berdasarkan pengalaman LPAI, anak-anak biasanya mengalami perundungan usai terdampak kasus yang menjerat orangtuanya. Perundungan itu datang dari lingkungan sekolah hingga media sosial.
"Artinya kalau kejahatan atau bullying dari media sosial ya sementara berpuasa dari media sosial. Kalau dari sekolah ya sementara tidak sekolah dulu dan menempuh jalur pendidikan informal. Dan itu memang dimungkinkan dan dijamin oleh undang-undang sistem pendidikan nasional," paparnya.
Dari media sosial, kata Kak Seto, anak-anak Ferdy Sambo akan dibatasi menggunakan telepon genggam.
"Artinya HP mungkin hanya angkat telepon. Tapi tidak untuk berbagai jalur media sosial yang bisa dibaca, ditonton atau sebagainya," ujarnya.
Penanganan itu akan dilakukan sampai anak-anak Ferdy Sambo kembali rasa percaya dirinya.
Lantas mantan kuasa hukum Bharada E menaruh curiga atas tindakan Kak Seto. Hal itu terungkap lewat potongan wawancara Deolipa Yumara dengan wartawan yang diunggah oleh akun @lambegosiip.
Hal ini terlihat dalam unggahan akun gosip instagram @lambegosiip, di mana terlihat potongan wawancara doorstop Deolipa dengan wartawan.
“Anak Indonesia begitu banyaknya berantakannya ada yang di ujung sana terlantar, bahkan di depan sana tuh ada anak Indonesia lagi ngamen, masih kecil-kecil. Tapi kok bisa-bisanya Kak Seto dengan LPAI-nya datang ke Bareskrim, bilang ‘ini ada bayinya Sambo harus dilindungin’,” kata Deolipa, dikutip pada Senin (29/8/2022).
Bahkan, mantan kuasa hukum Bharada E itu juga menyebut Kak Seto bodoh karena memilih melindungi anak Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, tersangka kasus pembunuhan Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.
“Bodoh nggak itu Kak Seto? Menurut saya bodoh itu dia, ya kan? Orang Indonesia banyak kok, ngapain dia lindungi satu orang, buat apa?” ujarnya.
Menurut Deolipa, keluarga Ferdy Sambo masih bisa merawat anak-anaknya. Ia lantas curiga bahwa Kak Seto dibayar untuk lindungi anak Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
“Ya biarin anaknya dilindungi sama keluarganya, masih ada keluarganya, buat apa Kak Seto, nunduk-nunduk ke Bareskrim, pasti ada sesuatu, dibayar nih Kak Seto nih, saya yakin dibayar, kalau nggak datang ke saya, ngomong,” ujar Deolipa Yumara. (*)