JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kebijakan politik luar negeri bebas aktif yang dianut Indonesia merupakan payung sangat aman dalam berhubungan dengan masyarakat internasional.
Namun dalam kenyataannya prinsip bebas aktif saja tidak cukup.
Pernyataan ini disampaikan Pengamat Hubungan Internasional Teuku Rezasyah.
Dia menjelaskan bebas berarti kebijakan luar negeri Indonesia ditentukan sendiri bukan oleh pihak lain atau negara yang bertikai. Sedangkan aktif berarti aktif mengupayakan perdamaian dan ketertiban dunia.
"Karena persaingan antar kekuatan besar itu semakin komprehensif. Mereka mencoba menggaet sebanyak mungkin negara di dunia untuk menjadi pengikut mereka, langsung maupun tidak langsung, biasanya lewat berbagai perjanjian, komitmen, proyek," ujar Teuku Rezasyah seperti dkutip dari VOA pada Kamis (18/8/2022).
Kondisi saat ini serba pelik karena Indonesia memiliki banyak kesepakatan dengan Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok.
Akademisi Universitas Padjadjaran Bandung berpendapat Indonesia harus piawai dalam menjalin hubungan internasional dalam situasi ini dan sebisa mungkin mengambil manfaat dari persaingan negara-negara besar itu guna meningkatkan kapabilitas dan pengaruh Indonesia.
Dia mencontohkan bagaimana secara ekonomi Indonesia dekat dengan Tiongkok.
Namun dalam sektor pertahanan dan keamanan Indonesia dekat dengan Amerika Serikat.
Kebijakan luar negeri bebas aktif masih relevan saat ini dan akan membawa Indonesia ke jalan tengah yakni situasi yang tenang dan tidak membawa masalah baru dalam hubungan internasional.
Teuku Rezasyah menilai Indonesia bersikap realistis tidak mengecam Rusia secara terbuka terkait perang Rusia di Ukraina. Karena Rusia berjasa membantu Indonesia saat perebutan wilayah Irian Barat atau Papua dari Belanda. ***