AS, POSKOTA.CO.ID - Mahkamah Agung Amerika Serikat telah menghapus hak konstitusional aborsi.
Hal ini memberikan kewenangan bagi negara bagian untuk memutuskan akan mengizinkan, membatasi, atau melarang prosedur tersebut.
Aborsi selama ini merupakan praktik yang sah untuk dilakukan di Amerika Serikat dalam hampir 50 tahun.
Warga Kristen seperti Alita Bryant memaknai penghapusan hak konstitusional aborsi oleh Mahkamah Agung Amerika Serikat pada 24 Juni 2022 sebagai hari bersejarah.
“Saya melontarkan kepalan tinju ke udara beberapa kali dan bersorak ‘Yes!’" ucapnya menjelaskan.
Dia berterus terang bahwa kabar tersebut sudah lama dia nantikan.
Dikutip dari VOA, Alita Bryant merupakan jemaat di Lighthouse Christian Fellowship di Baton Rouge Louisiana.
Dia mengenakan celana jeans dan kaos oblong resmi gereja itu yang berwarna hitam dan putih ketika hadir ibadah Minggu.
Dari luar, rumah ibadah itu sekilas lebih mirip seperti tempat bisnis ketimbang gereja, mengingat dulunya bangunan tersebut merupakan sebuah toko obat. Di dalamnya, kegembiraan nyata terpampang jelas dari para jemaat yang berjumlah sekitar 80 orang.
Hampir semuanya, seperti Alita Bryant, adalah perempuan Amerika keturunan Afrika.
Banyak dari jemaat yang datang lebih dini guna berdoa sebelum kebaktian dimulai.
“Kami berterima kasih. Ini merupakan kemenangan bagi kami,” kata Alita Bryant merujuk kepada keputusan Mahkamah Agung Amerika Serikat.
“Anak-anak yang tidak bersalah tidak akan dibunuh. Paling tidak di Louisiana. Kami masih harus berjuang sampai ini merupakan larangan di seluruh negara.”
Louisiana adalah satu dari beberapa negara bagian yang memiliki hukum pemicu yang diberlakukan untuk membuat praktik aborsi menjadi tidak sah sebelum Mahkamah Agung Amerika Serikat memutuskan pelarangan praktik aborsi.
Lighthouse Christian Fellowship Church adalah bagian dari koalisi yang telah berusaha untuk menghapus hak aborsi di Amerika Sereikat selama beberapa dekade terakhir.
Banyak dari jemaat yang hadir dalam ibadah Minggu menyambut pernyataan yang diungkapkan Pastor Mike Wicker ketika ia berbicara mengenai kejahatan dari praktik aborsi.
"Setiap orang di sini," ujar sang pastor, "bersyukurlah bahwa ibu kalian telah membuat keputusan yang tepat dan tidak membawa kalian ke klinik aborsi."
"Sekarang klinik-klinik tersebut telah ditutup,” ujar Alita Bryant usai ibadah berlangsung. ***