PALESTINA, POSKOTA.CO.ID - Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) selama bertahun-tahun dialami perempuan paruh baya ini.
Namanya Hiba Mohammed. Dia adalah warga Gaza Palestina.
Tetapi dia akhirnya dapat berdiri tegak melawan KDRT usai direkomendasikan temannya agar mencari bantuan ke sebuah aplikasi seluler bernama Our Space sebulan lalu.
Lalu perempuan 49 tahun tersebut mendaftarkan diri Our Space dan berjuang mengakhiri penderitaannya.
"Saya sudah menderita sejak masih berusia 14 tahun ketika keluarga memaksa saya menikahi seorang pria yang berusia sekitar 15 tahun lebih tua daripada saya," katanya pada Rabu (6/7) seperti dikutip dari Xinhua.
Dia selama 20 tahun mengalami berbagai jenis KDRT. Baik dari suami maupun keluarga pihak suami yang memperlakukan dirinya sebagai seorang pembantu alih-alih istri atau menantu.
"Sejak kembali ke rumah keluarga saya, saya dilarang bertemu dengan putra-putra saya dan sering dipukuli saudara-saudara laki-laki saya ... saya juga menjadi pembantu baru bagi para ipar perempuan saya yang tidak menghormati saya," keluh Hiba Mohammed.
Dia berusaha melarikan diri dari kehidupannya yang tragis. Seperti mencoba bunuh diri lebih dari sekali dengan menenggak banyak pil obat. Namun semua itu gagal dan hanya berujung pada lebih banyak pelecehan.
"Sayangnya budaya sosial mendorong kaum perempuan untuk menerima penghinaan dan mematuhi suami mereka. Bahkan jika keputusan si suami salah," tutur Halima Ahmed.
"Setelah penderitaan selama bertahun-tahun, suami saya meninggalkan saya dan putra-putra saya. Kami ditelantarkan tanpa pencari nafkah dan menghadapi kemiskinan," ucap perempuan 40 tahun yang memiliki tujuh anak tersebut.
Hiba Mohammed maupun Halima Ahmed kini menerima dukungan psikologis berkat aplikasi Our Space.
Bantuan psikologis diberikan lembaga perempuan yang membantu mereka dalam menghadapi KDRT.
"Aplikasi ini membantu kaum perempuan korban kekerasan mengakses institusi mereka sendiri dengan lebih sedikit waktu, usaha, dan biaya serta kerahasiaan yang lebih terjaga," kata Salma Swirki.
Salma Swirki adalah psikolog di Pusat Urusan Perempuan di Gaza, mitra aplikasi Our Space.
"Begitu seorang wanita menghubungi kami, kami berkomunikasi dengannya lewat nomor gratis yang tersedia di aplikasi itu atau via e-mail untuk memberikan bimbingan kepadanya ... Setelah itu kami mengatur pertemuan dengan wanita tersebut dan menyiapkan program konseling untuknya secara tatap muka," papar Salma Swirki.
Laporan Biro Pusat Statistik Palestina yang diterbitkan pada bulan Maret menyebutkan sekitar 58,2 persen perempuan di wilayah Palestina mengalami KDRT pada 2021. Baik itu secara fisik maupun psikologis. ***