JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kebakaran hebat yang melanda Glodok Plaza, Jakarta Barat, Rabu (15/1), menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban. Hingga saat ini, sebanyak 14 orang dinyatakan hilang dan masih menjadi teka-teki akibat peristiwa tragis tersebut. Sementara kepolisian belum bisa melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Adapun 14 nama korban yang dinyatakan hilang telah dirilis oleh polisi. Mereka adalah Ade Aryati, 29 tahun; Sinta Amelia, 20 tahun; Aldrinas, 29 tahun; Aulia Belinda, 28 tahun; Osima Yukari, 25 tahun; Deri Saiki, 25 tahun; Indira Seviana Bela, 25 tahun; Keren Shalom J, 21 tahun; Intan Mutiara, 26 tahun; Desty dan Zukhi Rahdja, 42 tahun; Chika Adinda Yustin, 26 tahun; Muljadi, 56 tahun; dan Dian Cahyadi, 38 tahun.
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Twedi Aditya Bennyahdi mengatakan olah TKP masih harus menunggu keputusan dari Tim Laboratorium Forensik (Puslabfor). "Labfor akan melihat dulu kondisi TKP, apakah bisa dilakukan olah TKP. Keputusan kapannya nanti ditentukan oleh pihak labfor," ujar Twedi saat ditemui di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat, 24 Januari 2025.
Salah satu kendala utama dalam olah TKP adalah tumpukan material bangunan yang masih berserakan di lokasi kebakaran. Ini menghalangi jalannya penyisiran dan olah TKP nanti. Polisi juga tidak bisa sembarangan mengangkat tumpukan-tumpukan tersebut, karena dikhawatirkan masih ada bagian-bagian tubuh korban di bawahnya. "Karena ini mengutamakan kecermatan, ketelitian. Jadi tidak bisa diburu-buru," kata Twedi.
Selain itu, kegiatan penyisiran lokasi kebakaran juga masih harus menyesuaikan jadwal dari tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta. Sehingga kapan terakhir kegiatan penyisiran lokasi kebakaran menunggu keputusan BPBD.
Proses Identifikasi Terus Berjalan
Rumah Sakit (RS) Polri telah menerima 12 kantong jenazah berisi potongan tubuh korban kebakaran Glodok Plaza. Dari jumlah tersebut, tiga korban telah berhasil diidentifikasi, yakni Zukhi Fitria Rahdja, 42 tahun; Aulia Berlinda, 28 tahun; dan Osima Yukari, 29 tahun. Sisanya masih dalam proses identifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI).
"Hasil rekonsiliasi memutuskan tiga dari 14 korban kebakaran Plaza Glodok Jakarta Barat yang dilaporkan hilang telah teridentifikasi," ujar Karo Dokpol Pusdokkes Polri, Brigjen Nyoman Eddy Purnama, dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Brigjen Nyoman Eddy menjelaskan, identifikasi korban Zuki Fitria Rahdja dilakukan melalui pemeriksaan Deoxyribonucleic Acid (DNA). Korban Aulia Berlinda teridentifikasi melalui kombinasi pemeriksaan DNA dan medis, sementara Osima Yukari teridentifikasi menggunakan pemeriksaan DNA.
"Sementara ada sembilan kantong body part (kantong jenazah) yang masih memerlukan pendalaman untuk memastikan identifikasi korban," ucap Nyoman Eddy.
Ketiga jenazah korban kebakaran tersebut akan segera diserahkan kepada keluarga masing-masing. Jenazah Zuki Fitria Rahdja, seorang pegawai BUMN, akan dibawa ke Pekanbaru, Riau.
Adapun Aulia Berlinda, mantan pramugari Lion Air, akan dibawa ke Makassar, Sulawesi Selatan. Sedangkan Osima Yukari, pramugari BBN Airlines, akan dibawa ke Kendal, Jawa Tengah. Polisi masih berkomunikasi dengan keluarga korban Osima Yukari, yang saat ini berada di luar negeri.
Jenazah korban atas nama Zukhi Fitria Rahdja, telah diserahkan kepada keluarga pada Jumat (24/1). Jenazah tersebut diserahkan dari RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, kepada keluarga untuk diterbangkan ke Pekanbaru, dan dikebumikan di sana.
Kepala RS Polri Brigjen Prima Heru Yulihartono menjelaskan, proses penyerahan dilakukan sesuai prosedur. "Jenazah kami serahkan ke penyidik, dan nanti dari penyidik akan diserahkan kepada keluarga. Insya Allah jenazah akan dibawa ke Pekanbaru," ujar Prima Heru.
Peti jenazah Zukhi, yang dibalut plastik transparan, keluar dari ruang Instalasi Kedokteran Forensik pada sekitar pukul 11.09 WIB. Setelah surat kematian korban diserahkan kepada keluarga melalui penyidik, peti jenazah langsung dimasukkan ke mobil ambulans.
Seorang pria berkaos hitam pendek dan menggunakan masker yang merupakan perwakilan keluarga korban tidak berkomentar apapun kepada awak media. Dia hanya mengucapkan terima kasih sembari memberi hormat kepada petugas yang turut memasukkan peti jenazah ke dalam mobil ambulans. "Terima kasih semuanya," ucap pria berambut pendek itu.
Penyebab kebakaran yang melanda Glodok Plaza, hingga kini masih dalam penyelidikan. Kepolisian telah memeriksa sembilan orang saksi terkait kejadian tersebut. "Masih diselidiki. Sudah sembilan saksi diperiksa," ujar Kanit Reskrim Polsek Metro Tamansari Kompol Suparmin saat dihubungi, Jumat (24/1).
Kasie Ops Sudin Gulkarmat Jakarta Barat, Syarifuddin, menyebutkan, total 12 kantong jenazah telah dievakuasi dari lokasi kejadian tepatnya di lantai delapan Glodok Plaza. Proses pencarian korban kebakaran masih berlangsung, seiring dengan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran.
Kisah Hilangnya Pramugari
Salah satu saksi yang juga korban selamat dari rombongan pramugari, berinisial A, menceritakan apa yang dialaminya pada malam kebakaran di Glodok Plaza. Dia menyampaikan, beberapa pramugari terkepung di dalam gedung saat sedang karaoke bersama di Tiara Crown, yang berada di dalam gedung Glodok Plaza.
Mereka dikabarkan bersembunyi di dalam kamar mandi setelah mengetahui gedung tersebut terbakar. Dua pramugari yang memilih bersembunyi di kamar mandi adalah Osima Yukari dan Indiria Seviana Bela, yang masuk daftar 14 korban hilang dalam kebakaran itu.
Menurut keterangan A, saat itu ia berada di ruang karaoke di lantai sembilan bersama rekan-rekannya dan memesan buah potong. Namun, karena pesanannya tidak kunjung datang, A memutuskan keluar dari ruangan untuk menanyakan kepada pelayan.
Setelah membuka pintu untuk mencari pelayan, dia terkejut ruangan sudah penuh dengan asap tebal dan gelap. "Ketika membuka pintu, asap tebal dan kegelapan menyelimuti tempat itu. Teman saya mematikan musik dan memberi tahu bahwa tempat karaoke terbakar," kata A.
Dalam kebakaran itu, tidak ada alarm tanda kebakaran yang berbunyi di gedung. Lantas dalam kondisi panik, A menyarankan teman-temannya untuk meninggalkan tempat tersebut, tapi mereka memilih bersembunyi di kamar mandi. Sedangkan A memilih menyelamatkan diri dengan merangkak melewati ruangan yang sudah penuh asap dan mencari pintu darurat.
Ketika akhirnya menemukan pintu darurat, A langsung turun menggunakan tangga dengan cara menggulingkan dirinya hingga ke lantai 7, sebelum akhirnya pingsan. Beberapa jam kemudian, A sadar dan menemukan dirinya berada di rumah sakit di wilayah Tamansari. (man/pan/poskota.co.id)