Kebakaran Belasan Rumah di Kemayoran: Nestapa Nur Aini Diterpa Musibah si Jago Merah

Kamis 16 Jan 2025, 14:52 WIB
Sisa puing bekas kebakaran yang melanda belasan rumah di Jalan Kemayoran Gempol, RT 8 RW 6, Kelurahan Kebon Kosong, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (15/1). (Sumber: Poskota/ Angga Pahlevi)

Sisa puing bekas kebakaran yang melanda belasan rumah di Jalan Kemayoran Gempol, RT 8 RW 6, Kelurahan Kebon Kosong, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (15/1). (Sumber: Poskota/ Angga Pahlevi)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Nur Aini hanya bisa memandang bangunan rumahnya yang kini sudah rata dengan tanah. Kediamannya hangus terbakar bersama belasan bangunan rumah lainnya di Jalan Kemayoran Gempol, RT 8 RW 6, Kelurahan Kebon Kosong, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu, 15 Januari 2025.

Api bersumber dari kios warung makan Soto Lamongan milik Bu Anis. Lalu si jago merah tiba-tiba langsung membesar hingga melumat 15 rumah semipermanen. Menurut Aini, peristiwa kebakaran ini terjadi begitu cepat. Saat kejadian, ia mau jemput putrinya di SDN 09 Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat.

"Ada yang bilang api bermula dari rumah jualan soto Lamongan yang bersebelahan dengan rumah kita. Sempat terdengar suara ledakan menurut warga. Setelah pulang cepat dari sekolah anak, untung ibu yang histeris di dalam rumah bisa tertolong. Langsung ibu saya dibawa ke tempat aman. Kita semua tujuh orang selamat," kata Aini ditemui Poskota kemarin di posko pengungsian Bendungan Jago, dekat lokasi kebakaran.

Aini hanya bisa pasrah dan menerima kenyataan. Sekarang dia tidak punya tempat tinggal lagi. Pasalnya, setelah berpisah dengan suami yang senang main judi online (judol), Aini harus berjuang menghidupi dua anak perempuan. Putri pertamanya duduk di bangku kelas 4 SD, dan satu lagi masih TK.

"Saya habis pisah dengan suami lima bulan ini, akibat ketahuan sama saya suka main judol. Bahkan sampai sekarang, saya sering diteror penelpon asing, yang selalu menagih utang-utang dari mantan suami saya itu sampai sekarang," katanya.

Aini kini tidak tahu harus pindah ke mana. Semua bagian rumahnya sudah habis terbakar. Yang tersisa hanyalah abu. "Pakaian, dokumen penting, seragam anak sekolah sampai buku-buku pelajaran, uang tabungan Rp1,3 juta, uang Rp3,2 juta buat sunatan anak untuk bulan besok, hangus terbakar," tuturnya.

Namun, Aini masih diberikan ketegaran dan kekuatan. Semua penghuni yang tinggal di rumah masih bisa terselamatkan. "Satu rumah itu kita isi tiga keluarga, ada tujuh orang, termasuk orang tua saya, yang berhasil selamat dari kebakaran ini," ucapnya.

Sementara waktu, Aini, dua anaknya, dan sang ibu, menetap di tenda pengungsian yang sudah didirikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga Kementerian Sosial (Kemensos) di lokasi kejadian.

"Jadi bingung sekarang, anak-anak tidak bisa sekolah karena seragam sekolah dan buku pelajaran jadi abu karena terbakar. Sekolah anak saya juga sudah tahu peristiwa kebakaran ini, jadi sementara ini anak-anak saya tidak sekolah dulu," katanya.

Meski begitu, Aini mengaku akan bangkit dari keterpurukan yang dialaminya. Dia akan tetap bekerja demi menghidupi dua anak dan ibunya yang sudah lansia itu. Aini selama ini hanya bekerja serabutan, dengan menjadi kuli cuci gosok di apartemen Kemayoran.

Selain itu, ia juga berjualan makanan dan minuman ringan di rumah untuk mendapatkan penghasilan sehari-hari. Dia hanya bisa berharap datangnya mukjizat dari Tuhan dan kebaikan dari segelintir orang yang hendak membantu supaya ia bisa membangun kembali rumah yang sudah terbakar. Juga untuk berdagang lagi agar bisa membiayai kebutuhan sekolah dan sehari-hari anak.

Berita Terkait
News Update