BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Keberadaan pagar laut di Kampung Paljaya, Desa Segarajaya, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, membuat para nelayan gelisah. Pasalnya hasil tangkapan ikan menjadi merosot. Mereka harus memutar otak untuk menutupi kehidupan sehari-harinya.
Kepala nelayan yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mandalajaya di Desa Segarjaya, Nurjali, 43 tahun, menuturkan, penghasilan para nelayan turun drastis karena pagar laut di wilayahnya. Akibatnya, banyak nelayan yang harus menjual harta benda miliknya.
"Yang saya jumpai nelayan-nelayan ini, ada dari mereka yang harus jual tabung gas, jual beras, dan sampai ada yang jual piring," kata Nurjali di lokasi, belum lama ini.
Kondisi ini terjadi hampir 10 bulan lamanya atau sejak Maret 2024 lalu, setelah pagar pembatas yang terbuat dari bambu dan urukan tanah tersebut terbangun di wilayah perairan Desa Segarajaya. Para nelayan pun sulit mendapat ikan imbas pagar laut yang membentang sepanjang lima kilometer.
Baca Juga: Pagar Laut di Tarumajaya Bekasi Disegel KKP
"Sekarang enggak bisa melintas di pinggir pantai karena ada baro (pagar bambu)," katanya.
Nurjali memaparkan, sebelum ada pagar laut, hasil tangkapan para nelayan bisa mencapai puluhan kilogram. Namun sekarang, mereka hanya mendapat lima kilogram per hari. Mereka juga khawatir akan kehilangan mata pencaharian.
"Penghasilan sekarang sangat jauh menurun, kalau biasanya kan bisa dapat Rp400 ribu atau Rp300 ribu per orang. Sekarang, bisa cuma Rp20 ribu, paling banyak Rp100 ribu, itu mentok," ucapnya.
Dengan penghasilan seadanya, para nelayan kerap mengalami himpitan ekonomi sehingga terjadi keributan dalam rumah tangga. "Ribut masalah ekonomi sama keluarga, karena keadaannya begini," ujarnya.
Baca Juga: Pengamat Minta Pemerintah Investigasi Pagar Laut 5 Kilometer di Tarumajaya Bekasi
Apalagi ongkos untuk melaut saat ini butuh modal yang besar, dan biaya bahan bakar yang lebih tinggi dari biasanya karena harus mengitari pagar laut. Mereka harus menjangkau lokasi yang lebih jauh agar mendapat ikan.