Jenazah korban atas nama Zukhi Fitria Rahdja, telah diserahkan kepada keluarga pada Jumat (24/1). Jenazah tersebut diserahkan dari RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, kepada keluarga untuk diterbangkan ke Pekanbaru, dan dikebumikan di sana.
Kepala RS Polri Brigjen Prima Heru Yulihartono menjelaskan, proses penyerahan dilakukan sesuai prosedur. "Jenazah kami serahkan ke penyidik, dan nanti dari penyidik akan diserahkan kepada keluarga. Insya Allah jenazah akan dibawa ke Pekanbaru," ujar Prima Heru.
Peti jenazah Zukhi, yang dibalut plastik transparan, keluar dari ruang Instalasi Kedokteran Forensik pada sekitar pukul 11.09 WIB. Setelah surat kematian korban diserahkan kepada keluarga melalui penyidik, peti jenazah langsung dimasukkan ke mobil ambulans.
Seorang pria berkaos hitam pendek dan menggunakan masker yang merupakan perwakilan keluarga korban tidak berkomentar apapun kepada awak media. Dia hanya mengucapkan terima kasih sembari memberi hormat kepada petugas yang turut memasukkan peti jenazah ke dalam mobil ambulans. "Terima kasih semuanya," ucap pria berambut pendek itu.
Penyebab kebakaran yang melanda Glodok Plaza, hingga kini masih dalam penyelidikan. Kepolisian telah memeriksa sembilan orang saksi terkait kejadian tersebut. "Masih diselidiki. Sudah sembilan saksi diperiksa," ujar Kanit Reskrim Polsek Metro Tamansari Kompol Suparmin saat dihubungi, Jumat (24/1).
Kasie Ops Sudin Gulkarmat Jakarta Barat, Syarifuddin, menyebutkan, total 12 kantong jenazah telah dievakuasi dari lokasi kejadian tepatnya di lantai delapan Glodok Plaza. Proses pencarian korban kebakaran masih berlangsung, seiring dengan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran.
Kisah Hilangnya Pramugari
Salah satu saksi yang juga korban selamat dari rombongan pramugari, berinisial A, menceritakan apa yang dialaminya pada malam kebakaran di Glodok Plaza. Dia menyampaikan, beberapa pramugari terkepung di dalam gedung saat sedang karaoke bersama di Tiara Crown, yang berada di dalam gedung Glodok Plaza.
Mereka dikabarkan bersembunyi di dalam kamar mandi setelah mengetahui gedung tersebut terbakar. Dua pramugari yang memilih bersembunyi di kamar mandi adalah Osima Yukari dan Indiria Seviana Bela, yang masuk daftar 14 korban hilang dalam kebakaran itu.
Menurut keterangan A, saat itu ia berada di ruang karaoke di lantai sembilan bersama rekan-rekannya dan memesan buah potong. Namun, karena pesanannya tidak kunjung datang, A memutuskan keluar dari ruangan untuk menanyakan kepada pelayan.
Setelah membuka pintu untuk mencari pelayan, dia terkejut ruangan sudah penuh dengan asap tebal dan gelap. "Ketika membuka pintu, asap tebal dan kegelapan menyelimuti tempat itu. Teman saya mematikan musik dan memberi tahu bahwa tempat karaoke terbakar," kata A.
Dalam kebakaran itu, tidak ada alarm tanda kebakaran yang berbunyi di gedung. Lantas dalam kondisi panik, A menyarankan teman-temannya untuk meninggalkan tempat tersebut, tapi mereka memilih bersembunyi di kamar mandi. Sedangkan A memilih menyelamatkan diri dengan merangkak melewati ruangan yang sudah penuh asap dan mencari pintu darurat.
Ketika akhirnya menemukan pintu darurat, A langsung turun menggunakan tangga dengan cara menggulingkan dirinya hingga ke lantai 7, sebelum akhirnya pingsan. Beberapa jam kemudian, A sadar dan menemukan dirinya berada di rumah sakit di wilayah Tamansari. (man/pan/poskota.co.id)