Dari jauh, barang-barang yang digelar berserakan di trotoar Stasiun Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, tampak bekas. Tumpukan barang-barang itu dijajakkan di pinggir jalan. Bergumul dengan lalu lalang pejalan kaki dan pengendara motor yang melintas.
Di sisi Jalan Masjid Al Huda ini berjejer lapak-lapak pedagang dengan rangka kayu yang ditutupi terpal. Di atasnya terlihat mengular jembatan penyeberangan orang yang menghubungkan Stasiun Kebayoran dengan Halte Transjakarta.
Dari jejeran lapak, ada satu yang tampak penuh dengan barang-barang nyentrik hingga menutupi etalase. Barang-barang itu dijaga seseorang yang guyub sambil menanti konsumen datang. Bewok, namanya.
Pria berusia 42 tahun ini sedang duduk sambil bermain gadget. Tak jarang sembari menawarkan dagangannya. Dagangan Bewok bukan sekadar barang bekas. Baginya, semua itu bagaikan emas. Terlihat dari cara dia menjaga dan merawat barang-barang antik miliknya. "Awas jatuh Mas, itu dari kayu jati," kata Bewok saat Poskota menghampiri emperan dagangannya tersebut.
Bewok terlihat bak seniman, dari penampilan. Rupanya pria berambut gondrong itu memang pecinta barang antik. Sejak 2015, dirinya yang sedari remaja menyukai seni mulai fokus berbisnis barang antik.
"Di sini ada beberapa pajangan dari kayu jati, dari batu. Saya juga jual macam-macam senjata khas daerah, misalnya kayak senjata badik. Bukan senjata api ya," ucap Bewok seperti mengajak bercanda.
Berbagai macam barang antik, mulai dari lukisan, pajangan hingga barang bekas lain seperti kipas, mikrofon dan peralatan elektronik, juga dijualnya.
Bewok mengatakan, barang antik sengaja dijejer untuk dijual. Rata-rata pembeli bukan konsumen yang benar-benar dibeli untuk dipakai. Karena banyak yang membeli untuk dijual lagi.
"Banyak juga yang beli untuk dijual lagi. Itu kalau saya bilang mereka buyer (pembeli barang untuk dijual lagi). Kalau konsumen, mereka beli buat dipakai, misal buat pajangan rumah atau pajangan di tempat usaha," kata pria asal Bogor ini.
Dia bercerita, di lapak ini dirinya hanya sekadar menjaga eksistensi identitas Kebayoran sebagai gudangnya barang antik. Namun ia tetap akan menjual barang-barang antiknya jika memang ada permintaan. "Kalau saya lihat barangnya bagus, langka, saya enggak jual. Saya bawa ke rumah buat koleksi saya," kata Bewok.
Bewok, yang pernah bekerja sebagai karyawan swasta, mendapatkan barang antik biasanya dari borongan hasil bongkaran rumah. "Kalau ada yang mau pindahan, nah biasanya saya dapat dari situ. Terus kalau ada bongkaran rumah juga," tuturnya.