ISRAEL, POSKOTA.CO.ID - Sepak bola adalah olahraga yang menyatukan orang dengan cara yang unik.
Piala Dunia Qatar telah membawa kegembiraan di Timur Tengah tidak seperti turnamen lain sebelumnya.
Seperti yang dirasakan penggemar sepak bola Israel berusia akhir 20-an, Roy Sagir.
Dia mengatakan kesukaannya pada olahraga ini yang membuatnya membeli tiket. Sementara masalah keamanan atau tidak adanya hubungan diplomatik dikesampingkan agar dapat dalam turnamen terbesar di dunia tersebut.
"Sejujurnya, kami tidak memperhatikan masalah keselamatan dan keamanan", katanya seperti dikutip dari Middle East Eye pekan ini. "Kami percaya FIFA dan Qatar bahwa semuanya akan baik-baik saja."
Israel tidak berkompetisi dalam turnamen 32 tim. Tetapi ribuan turis Israel diperkirakan akan turun ke ibu kota Qatar dengan penerbangan langsung yang belum pernah terjadi sebelumnya.
FIFA mengumumkan kesepakatan terobosan pekan lalu bahwa fans sepak bola dapat melakukan perjalanan langsung dari Tel Aviv ke Doha untuk menghadiri pertandingan.
Pengumuman ini mengatakan akan terbuka untuk pemegang tiket Israel dan Palestina tetapi tanpa menjelaskan bagaimana penduduk Tepi Barat dan Jalur Gaza dapat melakukan perjalanan.
Kesempatan Sekali Seumur Hidup
Permainan indah ini sangat populer di Israel. Dengan tim-tim besar - Maccabi Haifa dan Maccabi Tel Aviv yang masing-masing menarik rata-rata 28.833 dan 22.890 penonton per pertandingan.
Ini adalah angka yang mengesankan. Tetapi sepak bola lokal bahkan tidak mendekati popularitas pertandingan sepak bola di luar negeri.
Fans Israel terbiasa melakukan perjalanan ke Eropa untuk melihat beberapa sepak bola terbaik dunia secara langsung. Sekitar 20.000 orang Israel pergi ke Spanyol setiap musim untuk menonton Superclasico antara Barcelona dan Real Madrid.
Fakta bahwa kompetisi paling bergengsi dalam olahraga ini akan datang ke wilayah ini untuk pertama kalinya adalah kesempatan yang tidak dapat dilewatkan oleh banyak orang.
“Kami berada di Rusia dan kami sangat menikmatinya sehingga kami memutuskan untuk melakukan segala yang kami bisa untuk berada di Qatar pada 2022,” ucap Roy Sagir.
Qatar adalah negara terlarang bagi rata-rata orang Israel dan itulah alasan Roy Sagir bersemangat untuk pergi.
"Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup untuk mengunjungi negara ini dan ini akan menjadi kali pertama saya di Teluk juga. Makanan, pemandangan, budaya, orang-orangnya. Semuanya terdengar begitu istimewa dan mungkin berbeda dari apa yang kita tahu."
Roy Sagir bukan satu-satunya yang bersemangat.
Penerbangan sementara juga akan memudahkan warga Palestina dari Israel untuk mencapai Doha. Ini perjalanan yang jika tidak dilakukan akan memakan waktu lebih lama.
Khaled Nemer Khalailah telah menunggu momen ini sejak 2010.
"Saat diumumkan bahwa Qatar akan menjadi tuan rumah, saya berkata pada diri sendiri: saya harus berada di sana," tuturnya.
"Saya yakin ini akan membawa lebih banyak Piala Dunia ke wilayah ini dengan negara-negara lain juga ingin menjadi tuan rumah,” tambahnya.
Sama seperti Roy Sagir, Khaled Nemer Khalailah tidak peduli dengan masalah keamanan. "Saya tidak takut sama sekali. Keamanan tidak ada dalam daftar prioritas saya. Hotel adalah perhatian yang lebih besar," katanya sambil menertawakan masalah keamanan.
Fans Harus Bertanggungjawab
Tawfiq Hawamdeh, seorang Palestina dari Hebron, juga akan berada di Qatar. Tidak seperti penduduk Gaza, warga Palestina Tepi Barat seharusnya tidak menemui kesulitan saat bepergian ke Qatar.
"Itu mudah. Saya menghubungi distributor tiket Piala Dunia setempat beberapa bulan sebelum pengundian penyisihan grup, membeli paket dengan visa, dan penerbangan melalui Yordania dan ini dia, " ungkapnya.
Dia mengatakan turnamen tersebut dapat mendorong lebih banyak negara Timur Tengah untuk mengajukan tawaran menjadi tuan rumah turnamen tingkat tinggi. Tetapi dia tidak dapat melihat kesempatan tersebut mendorong perubahan dramatis di wilayah tersebut.
“Saya senang dengan turnamen ini tetapi saya pikir itu tidak akan berdampak signifikan pada realitas Timur Tengah. Hal-hal di sini akan selalu lebih rumit daripada Piala Dunia atau acara olahraga besar lainnya”.
Khaled Nemer Khalailah dan Tawfiq Hawamdeh berbicara bahasa Arab dengan lancar dan dapat melakukan perjalanan ke Qatar dengan relatif mudah tanpa menarik banyak perhatian. Sedangkan orang akan beranggapan Roy Sagir bukan penutur asli bahasa Arab tetapi dapat berbicara dalam bahasa Arab yang belum sempurna akan menyadari risiko di perjalanan seperti itu.
Bukan itu masalahnya. "Bahkan jika kami mengidentifikasi diri sebagai orang Israel, kami yakin tidak akan ada insiden keamanan apapun," kata Roy Sagir.
Jadi jika ketiganya dan hampir sepuluh ribu orang Israel relatif santai bepergian ke Qatar untuk Piala Dunia lalu siapa yang harus khawatir?
"Jika saya adalah otoritas Qatar, saya akan melihat para penggemar Israel sebagai kelompok yang mungkin menarik perhatian yang tidak perlu," tutur pakar keamanan Israel Miki Weinberg.
"Tidak normal bahwa sejumlah orang Israel mendarat di negara Arab yang tanpa hubungan diplomatik resmi dengan Israel. Dewan Keamanan Nasional Israel akan mengeluarkan peringatan perjalanan tertentu."
Israel telah merekomendasikan untuk tidak melakukan semua perjalanan yang tidak penting ke Qatar. Tetapi belum menaikkan tingkat peringatannya dari 3 menjadi 4, tingkat tertinggi.
"Warga Israel yang membeli tiket ke Piala Dunia diizinkan untuk memutuskan sendiri dan negara tidak boleh mencegah mereka untuk hadir," papar Miki Weinberg.
"Israel dapat mengeluarkan peringatan perjalanan umum, tetapi itu tidak akan bertanggung jawab atas keamanan pribadi para fans yang bepergian. Jika seorang fans ingin melakukan perjalanan ke Qatar, dia harus bertanggung jawab atas dirinya sendiri."
Layanan Konsuler Sementara
Israel akan mendirikan layanan konsuler sementara untuk warga negara di turnamen tersebut meskipun tidak memiliki hubungan diplomatik.
Kantor tersebut diharapkan dapat membantu setiap warga Israel yang kehilangan paspornya, ditahan atau diinterogasi, atau perlu dievakuasi karena keadaan darurat kesehatan.
Pejabat pemerintah Israel menolak untuk menanggapi pertanyaan.
Namun Miki Weinberg berpendapat bahwa kerja sama keamanan Israel - Qatar akan lebih tersembunyi daripada yang terlihat.
"Saya kira pasukan Israel tidak akan melakukan perjalanan ke Qatar untuk alasan keamanan, tetapi yang pasti akan ada beberapa perwakilan yang akan bekerja dengan pihak berwenang dan penyelenggara, untuk memastikan bahwa semuanya terkendali."
Dia berpendapat setidaknya satu kolaborasi mungkin sudah ada dan tidak hanya ditujukan untuk melayani orang Israel.
"Saya tidak akan terkejut jika perusahaan siber Israel akan mengamankan beberapa aspek acara Piala Dunia. Meskipun tidak ada hubungan diplomatik, ada hubungan bisnis dan baik."
Dengan para fans bepergian dengan tenang, apakah ada risiko orang Israel berjalan di pasar Souq Waqif dan naik kereta ke Stadion Lusail?
"Ini sudah 50 tahun sejak serangan teroris Munich," kata Maor Dayan merujuk pada Olimpiade Munich 1972 ketika 11 atlet Israel - Yahudi dibunuh. Penggemar sepak bola Israel ini berpikir untuk pergi ke Qatar. Tetapi dia memutuskan untuk melewatkannya karena keinginannya sendiri dan masalah keamanan keluarga.
"Piala Dunia adalah pesta sepak bola. Mengapa saya harus menempatkan diri saya dalam pesta dengan risiko tinggi untuk menjadi sasaran seseorang?"
Setiap Inci Akan Aman
Miki Weinberg mengecilkan kekhawatiran sejumlah fans atas tragedi masa lalu.
“Qatar juga mengetahuinya dan banyak berinvestasi dalam keamanan,” katanya. "Akan ada beberapa jenis polisi dan pasukan keamanan di lapangan, dan selain alat teknologi canggih, Qatar dapat dengan mudah memastikan bahwa tidak ada yang terjadi pada salah satu penggemar yang akan datang."
Qatar telah menandatangani nota kesepahaman dengan Turki , Prancis, Amerika Serikat, Maroko, Pakistan, dan Inggris. Antara lain untuk menyediakan peralatan dan personel keamanan serta berbagi praktik terbaik.
"Saya tidak akan terkejut jika kita melihat lebih banyak dukungan dari negara lain. Qatar tidak akan membiarkan kesalahan terjadi," ungkap Miki Weinberg. "Namun apakah ada acara yang lebih baik daripada Piala Dunia bagi organisasi teroris untuk menghasilkan serangan yang berkualitas terhadap para fans?" dia menambahkan.
"Jika saya orang Israel yang cerdas, yang mengetahui peringatan perjalanan tetapi belum memutuskan untuk pergi, saya akan bertindak secara preventif dan hati-hati. Saya tidak akan menyebut diri sebagai orang Israel kepada orang asing, saya tidak akan menjadi ekstrovert dan mengungkapkan kewarganegaraan saya di mana-mana, dan saya akan sangat sadar lingkungan saya."
Miki Weinberg menilai setiap serangan terhadap fans Israel dapat sangat menodai citra Qatar di Barat. Karena Qatar berupaya meningkatkan kredibilitasnya menyusul gelombang liputan negatif media atas perlakuannya terhadap pekerja migran.
"Serangan terhadap fans adalah bahaya terbesar bagi negara tuan rumah," katanya. "Tidak masalah apakah korbannya orang Israel atau bukan. Bagi Qatar, serangan seperti itu akan menjadi bencana."
Menurut outlet Spanyol Marca, pendukung ISIS telah menggunakan aplikasi perpesanan Telegram untuk merinci rencana serangan.
Dengan peringatan Kantor Luar Negeri Inggris bahwa teroris kemungkinan akan mencoba melakukan serangan di Qatar maka ada langkah-langkah keamanan yang ketat untuk melindungi para fans yang berkunjung.
"Para fans Israel harus bertanggung jawab dan sadar tetapi juga Qatar dan penyelenggara. Dengan teknologi intelijen mutakhir yang digunakan untuk turnamen semacam tersebut, setiap jengkal semenanjung akan diamankan. Penggemar Israel bisa tenang. Penyelenggara tidak akan membiarkan apapun terjadi." ***