"Saya jadi merasa kalau kasus adik saya ini disepelekan, makanya saya dan keluarga pilih jalur Tuhan aja. Sepandai-pandainya tupai melompat, bakalan jatuh kok. Jadi saya harap pelaku dapat balasannya," papar dia.
"Dan laporan adik saya juga disebut gak kuat, karena bukti visum dan bukti kekerasan tidak ada. Kan aneh, dia ini korban pelecehan. Kan logikanya adik saya bukan dikerasin, tapi lebih dipegang-pegang, ya gak akan ada bekasnya juga," sambung Nazla.
Terakhir, dia juga mempertanyakan adanya dugaan prioritas penanganan kasus pelecehan seksual di angkutan umum lain yang berhasil ditangkap dan diproses hukum.
"Kalau memang benar pelaku pelecehan seksual di kereta, di TransJakarta, dan di angkot itu sama saja, saya pingin polisi bisa kasih efek jera, bisa perlakuin setara," imbuhnya.
"Karena kalau pihak berwajib anggap enteng kasus seperti ini di angkutat umum, kayaknya bakalan banyak korban dan gak ada habisnya, kasus kayak gini bakal tumbuh subur, dan kami perempuan bakal terus jadi korban," pungkas Nazla.
Terpisah, Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma mengatakan, bahwa pihaknya masih melakukan pengecekan terkait laporan kasus dugaan pelecehan seksual ini.
"Saya cek dulu ya," kata Nurma, singkat.
Sebelumnya diberitakan, kasus dugaan pelecehan seksual di muka umum kembali terjadi dan menimpa seorang karyawati berinisial AF (21) asal Citayam, Depok, Jawa Barat.
Menurut penuturan Kakak korban, NL, sebelum mengalami kejadian tak mengenakan tersebut, korban sama sekali tak menaruh rasa curiga terhadap pelaku yang berada dalam kendaraan yang sama.
"Jadi pelaku ini duduk di bangku sisi kanan yang berisi 4 orang dan duduk di paling pojok belakang. Adik saya (korban) ini duduk di samping pelaku. Korban juga sempat merasa sepertibada yang meraba-raba di area vital dadanya namun masih sempat positif thinking karena melihat pelaku menaruh tas di bagian dadanya," ujar Nazla kepada Poskota.co.id.
Dia melanjutkan, tindakan pelaku itu semakin menjadi setelah korban merasa ada yang janggal dengan gerak tangan pelaku. Terlebih, tas pelaku dengan korban sempat bergesekan karena terjadi pergerakan.
"Ketika adik saya mencoba menepis ternyata benar ada tangan pelaku tengah meraba-raba bagian dada adik saya," kata dia.