ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Miliaran vaksinasi COVID-19 yang diberikan di seluruh dunia bertanggung jawab atas 144.000 ton limbah lainnya. Ini meliputi jarum suntik dan wadah pengumpul.
WHO mengakui skala sebenarnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi.
Sebanyak 60 persen fasilitas perawatan kesehatan di negara-negara kurang berkembang tidak dilengkapi peralatan untuk menangani beban limbah yang ada. Apalagi beban COVID-19 tambahan.
Spesialis WHO untuk Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Landry Kabego mengatakan bahwa membuang limbah medis dengan benar adalah bagian penting dari memerangi virus corona.
"Ketika suatu negara menghadapi pandemi seperti ini, mereka perlu menerapkan semua tindakan yang memungkinkan untuk memutuskan rantai penularan penyakit. Pengelolaan limbah adalah salah satunya," kata Landry Kabego.
Pengusaha pembuangan limbah Catherine Wanjoya setuju. Organisasinya bekerja dengan klinik kecil, yang tidak mampu membeli insinerator medis besar. "Karena terlalu mahal untuk mereka," katanya.
Perusahaannya menjadi satu-satunya di Kenya yang membuat insinerator yang lebih kecil.
Dia menambahkan bahwa salah satu solusi untuk masalah limbah adalah pemerintah Kenya bermitra dengan perusahaan seperti miliknya untuk memastikan klinik dapat membakar limbah medis sehingga tidak berakhir di tempat pembuangan akhir.
Cara lain untuk mengatasi masalah ini adalah memastikan masyarakat memahami risiko lingkungan dan kesehatan yang berpotensi ditimbulkan oleh limbah medis yang dibuang sembarangan.
Kegagalan Memilah Limbah Infeksius
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT