ADVERTISEMENT

Nyeri dan Gatal Tenggorokan Paling Banyak Dialami Pasien Omicron

Selasa, 8 Februari 2022 18:03 WIB

Share
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. (foto: ist)
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Nyeri dan gatal pada tenggorokan adalah gejala yang paling banyak dialami pasien Omicron.

Keterangan ini disampaikan dokter Erlina Burhan. Dia Spesialis Penyakit Paru dari RSUP Persahabatan.

Sebanyak 63 persen pasien Omicron memiliki gejala batuk kering dan 54 persen nyeri tenggorokan. Sedangkan mudah letih memiliki angka sebesar 54 persen.

Virus ini banyak berkembang di saluran napas bagian atas. Sedangkan Delta berada di saluran napas bagian bawah dan paru-paru.

"Jadi sekitar 70 kali lebih banyak terjadi replikasi di saluran napas makanya gejala yang khas itu nyeri tenggorokan, gatal di tenggorokan, batuk dan hidung tersumbat, jarang sekali yang sesak napas," ujar dokter Erlina dalam sebuah webinar.

"Beda sekali dengan Delta. Delta demam dan sesak napas karena banyak berkembang di paru-parunya," lanjutnya.

Di samping batuk kering, nyeri tenggorokan dan mudah lesu, ada sejumlah gejala umum pada varian Omicron. Yakni pilek atau hidung tersumbat sekitar 27 persen, sakit kepala sekitar 36 persen, demam sekitar 18 persen, dan nyeri perut sekitar 5 persen. Sedangkan pasien yang tidak bergejala sekitar 35 persen.

Gejala umum ini dikatakan cukup ringan sehingga banyak yang mengabaikan dan cenderung menganggapnya sebagai flu biasa.

Dikutip dari Antara, dokter Erlina mengimbau kepada masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika sudah menemukan beberapa gejala itu agar diketahui teridentifikasi positif COVID-19 atau tidak.

"Kalau orang cenderung menganggapnya flu, dia akan abai dengan protokol Kesehatan. Kalau terkonfirmasi langsung berjaga-jaga dan langsung isolasi mandiri. Jadi segeralah ke puskesmas. Sebaiknya memang kita mengetahui bila ada keluhan bahkan walau hanya serupa flu," katanya.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Ignatius Dwiana
Editor: Ignatius Dwiana
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT