ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Lantaran muncul beberapa kasus masker sekali pakai yang dibuang telah dikumpulkan, dibersihkan, dan dijual kembali.
Bukan hanya masker yang dibuang sembarangan tetapi segala macam sampah medis.
"Jika anda pergi ke tempat pembuangan sampah terbuka, anda akan menemukan jarum, obat-obatan, dan perban bekas. Orang-orang mengais sampah tersebut untuk mendapatkan produk berguna yang bisa dijual lagi,” ujar Catherine Wanjoya.
"Jadi Anda melihat orang-orang seperti itu juga terinfeksi oleh limbah medis yang dibuang ke tempat pembuangan sampah terbuka."
Negara-negara berpenghasilan rendah, 23 di antaranya berada di Afrika.
Sebanyak 90 persen limbah mereka dibuang di tempat pembuangan yang tidak diatur, di ladang atau melalui pembakaran terbuka, menurut angka terbaru Bank Dunia.
Aktivis lingkungan Lillian Mulupi dari partai politik Kenya Gerakan Hijau Bersatu menyebutkan kondisi ini tercipta karena banyak kota di Afrika seperti Nairobi tidak memiliki sistem pengelolaan sampah yang berfungsi.
"Di banyak kabupaten tidak ada truk atau tempat sampah yang cukup, di beberapa daerah sampah bisa menumpuk selama lebih dari tiga hari tanpa diambil," katanya.
Sampah Sisa COVID-19
Jumlah limbah kesehatan terkait pandemi COVID-19 sangat besar. Menurut laporan WHO, PBB sendiri mendistribusikan sekitar 87.000 ton pakaian pelindung medis, 2.600 ton limbah tidak menular, dan 731.000 liter limbah kimia ke negara-negara kurang berkembang antara Maret 2020 dan November 2021.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT