BOIKOT memboikot sering kita dengar ya? Macam-macamlah yang diboikot, bisa lembaga, negara,orang perorang dsb.
Apa itu itu boikot? Ah,semua pasti sudah paham. Tapi, bolehlah hanya sekadar mengingatkan, bahwa boikot adalah protes yang dilakukan orang atau sekelompok orang, organisasi yang menolak kerjasama, membeli menggunakan produk dari yang diboikot. Ya, jangankan menggunakan hasil karyanya, ngomong saja, ibarat kata,nggak mau. Ngomong aja ente sendiri, begitu kira-kira.
Kenapa sih sebegitu teganya? O, iya bisa jadi kelompok si pemboikot memang marah, nggak suka dengan tingkah atau perbuatan pada si yang diboikot. Dengan boikot bisa jadi sebagai ancaman yang cukup serius, karena akan merugikan yang diboikot. Jadi, diharapkan ancaman tersebut bisa berhasil dan membuat jera.
Banyak contoh di kejadian nyata. Misalnya yang terjadi pada artis. Ada artis yang nggak boleh tampil di TV. Kenapa mereka,yaitu karena sebab musabab yang barangkali tindakan si artis yang sering bikin masalah, melanggar etika sopan santun, suka nyinyir, lebay yang membuat masyarakat luas nggak suka, marah, dan harus dihukum boikot! Ngapain sih nonton artis yang kayak gitu? Kan masih banyak artis yang ganteng, cantik dan nggak sombong, serta menghibur.
Sebagian masyarakat juga pernah mengajak boikot makanan produk luar negeri, terutama yang disebut makanan ‘sampah’. Tapi, ya sampai saat ini makanan yang bermerek luar negeri itu masih adem ayem aja? Mereka malah mengembangkan usahanya hampir di semua pelosok negeri ini. Masalahnya kan masih banyak peminatnya?
Lihat juga video “Ridwan Kamil Ajak Anies Baswedan Santap Bubur Ayam di Bandung”. (youtube/poskota tv)
Belakangan ada yang ngajak memboikot masakan Padang? Ya, kasihan banget ya, buat yang sudah nyadik sama kuliner asal Padang itu. Lalu, ingat lho masakan Padang itu sudah mendunia, dan rendang dinobatkan sebagai makanan juara dunia. Bahwa masakan Padang itu, ‘Amboy, sedapnyo..!’
Sudahlah, damai saja. Kalau diboikot, wah apa kata dunia? (massoes)