ADVERTISEMENT

Obrolan Warteg Dikukus atau Direbus

Selasa, 22 Maret 2022 07:25 WIB

Share
Kartun Sental-Sentil: Obrolan Warteg Dikukus atau Direbus. (kartunis: poskota/ucha)
Kartun Sental-Sentil: Obrolan Warteg Dikukus atau Direbus. (kartunis: poskota/ucha)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

“BU, ada tempe  dan tahu rebus nggak?” tanya Yudi kepada ibu pemilik Warteg langganannya. “Kalau ada, sekalian sayuran rebus atau dikukus.”

“Tumben, lagi mutih ya. Kalau tempe dan tahu rebus ya nggak ada. Kalau sayur tempe, sayur tahu setiap hari ada. Sayur tempe dan tahu, hasil rebusan juga?” jelas ibu pemilik warung.

“Sayur tempe dan tahu kan ada bumbunya?” tanya Yudi.

“Ya ada bumbunya biar nikmat. Kalau nggak dikasih bumbu, namanya bukan sayur. Lagian siapa yang mau makan tempe rebus dan tahu rebus, tanpa dimasak?” kata si ibu.

“Ya udah, pesan orek tempe sama telor dadar saja,” ujar Yudi.

“Ini saya tambahi waluh rebus, atau sawi rebus. Kalau sayuran memang direbus atau dikukus mas,” tambah si ibu.

“Siapa sih bro yang minta rebus-rebusan?” tanya seseorang yang baru datang. “Jangan-jangan terinspirasi dengan video yang lagi viral soal rebus dan kukus”

“Itu, mas Yudi, katanya lagi puasa mutih. Tapi makan goreng-gorengan juga,” celetuk Heri.

Iya, sih mengolah makanan dengan direbus dan dikukus memang lebih sehat, seperti sayuran. Tapi, jangan terlalu lama agar tidak hilang nutrisi dan berubah warnanya.

Masalahnya, tidak semua makanan dapat dihidangkan hanya cukup dengan direbus, tanpa dimasak dengan bumbu. Sementara bumbu perlu digoreng, baru direbus.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT