PERNAH baca undangan perkawinan? Nggak perlu jawabanlah ya. Kan semasa musim hajatan, terutama resepsi pernikahan, pasti menerima undangan berupa lembar kertas. Bahkan sempat bermacam-macam bahan dan bentuknya. Ada yang lembaran segi empat, ada yang digulung dan bahkan sempat ada yang pakai keping CD.
Surat undangan sudahlah ada sejak dulu. Walaupun orang dulu, juga mengundang dengan ucapan, yakni di mana ada petugas khusus mengundang di satu kampung. Katakanlah di Betawi, biasanya seorang wanita, yang akan berkeliling kampung, door to door dan langsung bicara pada yang diundang.
”Jangan lupa, Encang Encing, Enyak Babe, datang ya tanggal sekian bulan sekian untuk menyaksikan pernikahan anak Bapak dan Ibu Pulan,” kata si pengundang.
Lalu ketika undangan berupa kertas, dan semua acara ditulis di situ secara lengkap. Nama kedua mempelai, orang tua kedua belah pihak, dan bahkan ada foto kedua mempelai. Tapi yang tak kalah menonjolnya adalah nama-nama orang yang disebut sebagai: ‘Turut mengundang’.
Biasanya orang yang turut mengundang adalah orang dekat,saudara dekat, sesepuh, Ketua RT/RW setempat, lurah, camat. Dan pejabat yang dikenal oleh si orang yang punya hajat. Jadi jangan heran bila nama yang tertera bisa mencapai puluhan. Malah ada yang suka bergurau,yang turut mengundang satu RW?
Ngomong-ngomong soal sosok turut mengundang. Ini lagi viral karena membawa nama pejabat, yakni Panglima TNI.
Lihat juga video “Viral, Seseorang Mendadak Kesurupan Saat Menonton FIlm Horor di Bioskop”. (youtube/poskota tv)
Lho kenapa, memang nggak boleh? Boleh-boleh saja Bung! Tapi, yang nggak boleh itu adalah bahwa yang mengundang itu tentara gadungan yang mengaku sebagai ajudan sang jenderal.
Ya, terserahlah mau tertawa, tersenyum atau sekadar menepuk jidat. Soalnya si gadungan ini juga meminang putri sang kolonel? Wah, gila ya?
Gokil…,kata anak muda. (massoes)