Polemik Desa Wadas, Waduh Ada Berita Bohong Tindakan Represif Aparat, Polri Merasa Mendapat Framing Buruk dari Warganet

Senin 28 Feb 2022, 19:45 WIB
Beberapa polisi tampak akrab dengan anak-anak desa wadas. (ist)

Beberapa polisi tampak akrab dengan anak-anak desa wadas. (ist)

JAKARTA POSKOTA.CO.ID - Polemik pembangunan bendungan di desa Wadas, Kabupaten Purwerjo, Jawa Tengah mengundang perhatian masyarakat luas.

Pasalnya hal tersebut menjadi Proyek Strategi Nasional dari Pemerintah ini mendapat framing yang sangat keji oleh warganet yang masif di media sosial, soal adanya penembakan dan tindakan represif aparat kepolisian. 

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Aliansi Mahasiswa Muslim Maluku Indonesia, Fauzan Ohorella menyatakan bahwa itu semua adalah kabar bohong yang disebar luaskan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. 

"Saya mengikuti terus perkembangan soal Desa Wadas ini. Dan saya bisa pastikan, bahwa informasi soal penembakan atau tindakan represif aparat, itu semua adalah kabar bohong atau hoax dan tuduhan yang keji kepada Kepolisian Republik Indonesia," tutur Fauzan Ohorella, Senin (28/2/2022).

Dia menyebutkan, bahwa persoalan kisruh yang terjadi di Desa Wadas ini mulanya dari perkelahian sejumlah warga desa yang pro dan kontra dalam persoalan penambangan batu andesit itu.

Sehingga sebagian dari warga yang terlibat perkelahian berlari ke rumah-rumah penduduk dan menimbulkan ketakutakan bagi warga desa yang lain.

Sedangkan aparat Kepolisian mereka hadir untuk melerai konflik antar warga Desa Wadas tersebut, dan mengamankan sejumlah oknum-oknum yang terlibat didalam perkelahian itu.

"Artinya mengamankan dan menangkap itu jelas berbeda. Aparat yang hadir di situ tujuannya untuk melerai dan mengamankan beberapa warga yang sedang berkonflik, sehingga jangan sampai menimbulkan korban jiwa dari konflik tersebut. Jadi kalau dibilang ada penembakan atau tindakan represif aparat, jelas itu sangat tidak benar dan hoax," ujarnya.

Dia mengutip dari pernyataan Pemerintah melalui Kemenko Polhukam.

Bahwa kegiatan penambangan selama ini di Desa Wadas telah menyertakan Komnas HAM dan pernyataan yang diperoleh dari Komnas HAM memang ada terjadi intimidasi antar warga sendiri.

"Memang terjadi di masyarakat saling intimidasi yang melibatkan dua kelompok warga yang berbeda, ada warga yang Pro dan ada juga yang Kontra, seperti biasa," kata, Mahfud MD, Menkopolhukam.

Menurutnya, penyebab terjadi saling intimidasi antar dua kelompok warga ini disebabkan dari penambangan batu andesit untuk kepentingan Pembangunan Bendungan Bener atau Waduk, di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purwerjo, Jawa Tengah. 

"Bendungan ini untuk mengaliri lahan persawahan seluas 15.000 hektare, untuk pengadaan sumber air baku, sumber listrik, dan untuk mengatasi banjir. Jadi bendungan ini pada dasarnya untuk kepentingan rakyat khususnya masyarakat Jawa Tengah dan sekitarnya, dan ini sudah dimulai sejak tahun 2013," ungkap Mahfud MD.

Untuk diketahui, bahwa sebagian warga telah setuju terkait dengan penambangan batu andesit, untuk kepentingan Pembangunan Bendungan.

Tapi memang sebagian lain dari warga desa masih belum setuju.

Oleh itu, Gubernur Jawa Tengah masih melakukan upaya dialog dengan masyarakat Desa Wadas yang masih menolak rencana dengan kegiatan penambangan, dengan difasilitasi oleh Komnas HAM. 

Fauzan Ohorella menyampaikan kepada masyarakat, terkhusus kepada warga Desa Wadas agar tidak terprovokasi oleh penyebaran berita bohong tindakan represif aparat Kepolisian.

“Ya saya minta agar masyarakat tidak terprovokasi, apalagi sampai termakan dengan berita bohong soal tindakan represif aparat Kepolisian, yang sengaja dibuat oleh oknum tidak bertanggung jawab. Dan tentunya kami meminta agar pihak Kepolisian terus melanjutkan tugas untuk menjaga segenap anak bangsa dan negara dan mengawal terus apa yang menjadi program dari Pemerintah dengan sikap yang persuasif dan harmonis," tandas Fauzan Ohorella. (ucha/ilham)

News Update