ADVERTISEMENT

'Bapak Air', Pangkostrad Maruli serta Pengakuan Doni Monardo: Bina Bonek (Habis)

Minggu, 23 Januari 2022 00:18 WIB

Share
Pangkostrad Mayjen TNI Maruli Simanjuntak (dua dari kanan) bersama Ketua Yayasan Kita Jaga Alam sekaligus wartawan senior, Egy Massadiah (kanan). (foto: dok. pribadi)
Pangkostrad Mayjen TNI Maruli Simanjuntak (dua dari kanan) bersama Ketua Yayasan Kita Jaga Alam sekaligus wartawan senior, Egy Massadiah (kanan). (foto: dok. pribadi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

INI tentang Panglima Kostrad yang baru, Maruli. Lulusan Akmil 1992. Sebagian besar pengabdiannya ditunaikan di korps baret merah. Saya mengenalnya sejak ia berpangkat letnan dua.

Saya beri sub judul “Bina Bonek”, sebab kisah berikut ini memang merupakan penggalan kisah lain dari kiprah Maruli saat masih pangkat Kolonel. Ini tentang jejak Maruli di bidang pertanian dan peternakan. Sebuah kisah yang saya dapat dari seseorang bernama Utomo alias mas Bonek. 

Ia adalah warga Krapyak Kulon, Panggung Harjo, Sewon, Bantul. Saking terkenalnya sebagai “Bonek”, jangan sekali-kali datang ke Krapyak mencari nama Utomo. Sebab, dijamin tak banyak orang tahu. Sebaliknya, sebut nama Bonek, semua orang tahu.

Bonek sudah berhasil menggerakkan ribuan warga Bantul bertani dan beternak. Mereka menyebut dirinya Kelompok 15. Awal kegiatan dimulai tahun 2014. Bonek yang semula memang hobi memelihara ikan hias, mengajak masyarakat memelihara ikan lele. Modal semua ditanggung oleh kelompok 15.

 

Satu kolam lele modalnya Rp4,6 juta. Dalam waktu 70 hari, lele bisa dipanen. Hasil panen ini biasanya mencapai 350 kg. Pihak peternak mendapatkan bagi hasil 20 kg, sedangkan Kelompok 15 mendapatkan 330 kg. Jika per kilogram ikan lele dijual Rp15.000 maka hasilnya mencapai Rp5,25 juta.

Jadi setiap satu kolam, masyarakat yang memelihara lele mendapatkan hasil minimal Rp300.000. Sedangkan Kelompok 15 mendapatkan hasil minimal Rp4,95 juta. "Berapa keuntungannya, tergantung fluktuasi harga lele di pasaran,” kata mas Bonek. 

Kelompok 15 oleh Bonek sebagai pemimpin, diberi nama Abhinaya Upangga, artinya Semangat Berkarya. Tak ada legalitas hukum, namun hasil kerja mereka sangat bermanfaat secara sosio ekonomis. 

 

Cerita pun mengalir menuju muara nama: Maruli Simanjuntak. Bonek berkisah belasan tahun lalu, saat bertemu Kolonel (Inf) Maruli yang saat itu menjabat Komandan Korem 074/ Warastratama, Surakarta (2016). "Bang Maruli itu adalah bapak kami," ujar Bonek, seraya manambahkan, “terima kasih, berkat beliau hidup kami sekarang lebih baik.”

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT