'Bapak Air', Pangkostrad Maruli serta Pengakuan Doni Monardo: Awalnya Aju (II)

Sabtu, 22 Januari 2022 23:29 WIB

Share
Pangkostrad Mayjen TNI Maruli Simanjuntak (kanan) bersama Ketua Yayasan Kita Jaga Alam sekaligus wartawan senior, Egy Massadiah. (foto: dok. pribadi)
Pangkostrad Mayjen TNI Maruli Simanjuntak (kanan) bersama Ketua Yayasan Kita Jaga Alam sekaligus wartawan senior, Egy Massadiah. (foto: dok. pribadi)

INI tentang Panglima Kostrad yang baru, Maruli. Lulusan Akmil 1992. Sebagian besar pengabdiannya ditunaikan di korps baret merah. Saya mengenalnya sejak ia berpangkat letnan dua.

Beruntung, saya bisa memotret dekat perjalanan karier Maruli di militer. Lebih beruntung karena profesi jurnalis yang saya sandang, sehingga terbiasa mencatat dan mendokumentasikan segala sesuatu. Termasuk sosok Maruli ini.

Masih terkenang jelas jejak-jejak Maruli dan kawan-kawan seangkatan, saat awal penugasan. Hari-hari setelah mereka lulus akademi militer dan dilantik presiden menjadi prajurit berpangkat letnan dua.

Izinkan saya mengilas balik ke era 90-an, saat awal merajut persahabatan dengan Maruli. Itu terjadi secara kebetulan. Benar. Kebetulan saya punya teman sejak Taman Kanak-Kanak di Sengkang Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel), bernama Andi Sirajuddin Kube Dauda (Almarhum), yang akrab saya panggil Aju. Ia juga seorang tentara baret merah, lulusan Akmil lichting 1991. Ayah Aju bernama Andi Kube Dauda, mantan bupati di Sulsel, seumuran ayah saya.

 

Aju ini kakak angkatan Maruli. Mereka sangat dekat karena sama-sama atlet judo. Jadi, Aju, Maruli dan teman-temannya sering main ke tempat saya di Cinere, perbatasan Depok dan Jakarta Selatan.

Sebaliknya, saya juga sering nongkrong di rumah Aju di bilangan Batu Ampar, Condet, Jakarta Timur. Tak jarang saya melihat dan menemani mereka latihan judo di Mako Kopassus, Cijantung.

Saya perhatikan, angkatan 1991 dan 1992 sangat akrab. Apalagi mereka yang sama-sama mengikuti TC (Training Camp) sebagai atlet judo di bawah gemblengan pelatih judo dari Korea. Hampir setiap hari mereka berinteraksi.

 

Selepas apel di markas Kopassus Cijantung, para prajurit yang notabene atlet judo itu langsung latihan sampai sore. Begitulah rutinitas mereka saat itu. Program Judo, Taekwondo ketika itu diinisiasi Danjen Kopassus Prabowo Subianto. Prabowo pulalah yang mendatangkan pelatih langsung dari Korea.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar