ADVERTISEMENT

'Bapak Air', Pangkostrad Maruli serta Pengakuan Doni Monardo: Menantu Luhut jadi Panglima Kostrad (I)

Sabtu, 22 Januari 2022 23:09 WIB

Share
Pangkostrad Mayjen TNI Maruli Simanjuntak (mengacungkan jempol) bersama Ketua Yayasan Kita Jaga Alam sekaligus wartawan senior, Egy Massadiah. (foto: dok. pribadi)
Pangkostrad Mayjen TNI Maruli Simanjuntak (mengacungkan jempol) bersama Ketua Yayasan Kita Jaga Alam sekaligus wartawan senior, Egy Massadiah. (foto: dok. pribadi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

INI tentang Panglima Kostrad yang baru, Maruli. Lulusan Akmil 1992. Sebagian besar pengabdiannya ditunaikan di korps baret merah. Saya mengenalnya sejak ia berpangkat letnan dua.

Usai mengemban amanat sebagai Komandan Paspampres (2018-2020), Maruli mendapat tugas teritori sebagai Pangdam Udayana, berkedudukan di Bali. Ketika dilantik menjadi Pangdam Udayana November 2020, sejumlah media memilih angle yang sama dalam pemberitaannya, yakni: “Pangdam termuda”.

Setahun lebih ia mengomandani wilayah Bali, NTT, dan NTB. Itu artinya, ketika dipromosi ke jabatan baru sebagai Pangkostrad, bisa jadi ia adalah Pangkostrad termuda sepanjang sejarah TNI. Jika bukan jabatannya, setidaknya jenderal bintang tiga (letnan jenderal) termuda di angkatannya.

Karier yang moncer, terkadang diikuti pameo “semakin tinggi pohon, semakin kencang angin bertiup”. Salah satu “tiupan angin kencang” yang menerpa Maruli adalah statusnya sebagai anak-menantu Menko Perekonomian dan Maritim, Jenderal TNI (HOR) (Purn) Luhut Binsar Panjaitan.

(Sebagian) orang pun lantas mengaitkan kecemerlangan karier Maruli dengan statusnya sebagai menantu Luhut.

 

Tentu tidak adil, tidak fair, jika mengaitkan karier seseorang dengan “takdir” Tuhan. Itu jika kita sepakati bahwa jodoh adalah takdir (ketentuan) Tuhan. Bahwa ia menjadi anak-menantu Luhut, adalah takdir yang tak bisa dielakkan oleh manusia.

Mungkin sedikit yang tahu, bahwa Paulina Panjaitan, yang kemudian menjadi Nyonya Maruli, mengenal Maruli Simanjuntak justru bukan sebagai seorang prajurit (TNI), melainkan sebagai atlet judo.

Benar. Kisah mereka terajut saat SEA Games ke-18 tahun 1995 di Jakarta. Paulina sebagai liaison officer (naradamping--red), sedangkan Maruli sebagai atlet judo. Atlet yang berlatar belakang militer. Tahukah Anda, di mana posisi calon mertuanya saat itu? Tahun 1995, Kolonel (Inf) Luhut Binsar Panjaitan menjabat Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Madiun, Jawa Timur.

 

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT