Bongkar! Eks Napi Lapas Kelas 1 Tangerang Sebut Blok C Dihuni Gembong Narkoba, Tak Disangka Ini Pengakuannya

Jumat 10 Sep 2021, 10:06 WIB
Tim Inafis Polri meninggalkan lokasi kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang usai melakukan olah tempat kejadian perkara. (foto: poskota/fernando toga)

Tim Inafis Polri meninggalkan lokasi kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang usai melakukan olah tempat kejadian perkara. (foto: poskota/fernando toga)

Saat di menara itulah dia mengenal bisnis barang haram. Dimulai dari tawaran seorang bos yang memberikan handphone untuk komunikasi jual-beli narkoba.

"Dengan bekal HP dia kerja sama dengan petugas atau P2U (sipir). Kepada taksi (istilah sipir) dia meminta agar mengambilin barang di depan gerbang,” ujarnya.

Selanjutnya, sang taksi akan menjemput barang selundupan. Selain itu menurut J, seorang Napi bisa dengan mudah mendapatkan HP di dalam Lapas.

“90 persen semua barang yang dilarang sama Lapas bisa masuk itu berkat adanya taksi (sipir),” terangnya.

“Nah sepanjang di dalam ane punya bos orang Taiwan berdomisili di Mangga Besar. Dialah yang memasok,” jelasnya.

Jumlah barang nggak tanggung-tanggung bisa 1 ons atau 100 gram dengan nilai puluhan juta rupiah.

Untuk penjualan narkoba jenis sabu, lanjut J, biasanya Napi bisa mendapatkan keuntungan cukup relevan. “Ada inex dan ganja juga dia kasih harga memang relatif lumayan murah. Pokoknya 5 biji Rp5 juta. Ane melepas keluar ke kuda ane harga Rp1,2 per gram dapat sejuta per 5 gram,” jelas dia.

Blok Religius

J mengaku untuk peredaran narkotika di dalam Lapas sendiri terbilang cukup deras. Terakhir J menjelaskan bahwa terdapat beberapa blok di Lapas Kelas 1 Tangerang. “Blok G, A1, A2, A3. B1, B2, B3, dan masing-masing blok ada 3 blok. C1, C2, C3. Kalau blok G itu mapenaling sebelum warga binaan turun ke blok,” jelas dia.

Video Anaknya jadi Korban Kebakaran Lapas, Nyoman: Pemerintah Tanggung Jawab Atas Pemakaman Kremasi Ngaben. (youtube/poskotatv)

Namun untuk lokasi Blok C yang hangus dilalap si jago merah, menurut J blok tersebut merupakan blok untuk para Napi religius.

“Itu blok tempat religius atau santri. Tapi ya ada pengedar narkobanya. Kalau apoteknya enggak ada tapi untuk pengendalian doang,” jelasnya.

“Apotek di blok G. Pokoknya dari sekian blok itu hanya blok C doang yang menurut saya ada yang buka apotek. Cuma pengendalian lebih dominan di C itu pengendalian ke luar,” ujarnya. (tim poskota)

Berita Terkait
News Update