SERANG, POSKOTA.CO.ID - Dua tahun pertama sejak beroperasi pada tahun 2020, total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dikucurkan ke BUMD Agrobisnis Banten Mandiri sebesar Rp75 miliar.
Dari total tersebut, Rp10 miliar sudah diserap dari tahun anggaran 2020, sementara Rp65 miliar lagi sudah dialokasikan pada APBD 2021, yang rencananya akan dicairkan pada Februari 2021.
Anggaran yang dialokasikan itu akan terus dikucurkan pada tahun anggaran berikutnya, mengingat jumlahnya masih kurang dari amanah Peraturan Daerah (Perda) terkait Penyertaan Modal Daerah ke dalam Perseroan Terbatas Agrobisnis Banten Mandiri (Perseroda) yang sudah disahkan oleh DPRD Banten beberapa waktu yang lalu.
Baca juga: Kemendagri Ungkap Kejanggalan APBD DKI 2021, Taufik Minta Didiskusikan Bareng
Dalam Perda tersebut Pemprov Banten mempunyai kewajiban memenuhi kebutuhan modal paling sedikit sebesar 51 persen dari total modal dasar sebesar Rp300 miliar. Sehingga jika diprsentasikan Pemprov Banten mempunyai kewajiban memberikan modal sebesar Rp153 miliar.
“Agrobisnis Banten Mandiri sudah mulai running penyertaan modal sejak 29 Desember 2020 lalu,” kata Direktur Operasional BUMD Agrobisnis Banten Mandiri (Perseroda) Ilham Mustofa, kemarin.
Ilham melanjutkan, terkait perencanaan untuk tahun 2021 juga sudah dibuat dan kami sampaikan kepada DPRD Banten. Ilham mengaku, kepada DPRD dirinya menyampaikan terkait penggunaan anggaran ini yang akan dialokasikan untuk pengadaan alat-alat produksi pertanian.
“Kami ingin beras yang diproduksi dari Agrobisnis ini jenis premium, bukan lagi medium atau medium super yang sudah banyak diproduksi oleh para petani,” ujarnya.
Baca juga: Pemkot Tangerang Klaim Serapan APBD Tahun 2020 Mencapai 70 Persen
Untuk menghasilkan itu, lanjutnya, dirinya membutuhkan peralatan yang mumpuni seperti penggilingan beras modern, sehingga daya serap gabah dari petani bisa optimal dan hasilnya nanti bisa maksimal juga.
“Untuk pengadaan peralatan produksi salah satunya adalah dua buah rice milling untuk kebutuhan produksi di Banten utara dan selatan,” katanya.
Rice milling yang akan digunakan dengan kapasitas 50 sampai 60 ton perharinya. Sehingga harapannya, gabah dari para petani setiap panen tidak keluar daerah, karena sudah di-cover oleh Agrobisnis.
"Kalau dua kan serapannya sudah bisa mencapai 100 ton perhari, sehingga bisa lebih optimal," ujarnya.
Baca juga: Beras Organik Petani Lokal Kualitas Premium Resmi Masuk Pasar
Selain untuk dua rice milling, pihaknya juga akan mengadakan alat pengering gabah. Alat ini dinilai menjadi penting karena selama ini yang menjadi problem para petani itu adalah kadar air yang berbeda-beda.
"Kami tidak akan hanya mempersiapkan lantai jemur, tetapi juga sudah berikut dengan drayer-nya untuk mempercepat proses industrinya, sehingga kalau alat produksinya sudah ada dan sudah hadir, serapannya juga akan lebih tinggi dari petani," jelasnya.
Selanjutnya, modal itu juga akan dialokasikan untuk pembuatan peternakan sapi yang direncanakan akan dibuat seluas 10 hektar. Peternakan ini penting guna memenuhi kebutuhan daging masyarakat Banten yang cukup tinggi, terlebih pada momen-momen tertentu seperti hari raya.
"Di satu tahun awal ini kita lebih banyak untuk hal-hal pundamental seperti untuk menciptakan alat produksi, termasuk alat peternakan sapi perah. Selain itu juga ada beberapa untuk belanja modal," tuturnya. (luthfi/ys)