Benarkah Puasa Ramadhan Bisa Bantu Tambah Berat Badan? Peneliti Ungkap Penjelasan Ilmiahnya

Minggu 02 Mar 2025, 11:52 WIB
Ilustrasi. Peneliti ungkap penjelasan mengenai korelasi puasa Ramadhan dan penambahan berat badan. (Sumber: Freepik/rawpixel.com)

Ilustrasi. Peneliti ungkap penjelasan mengenai korelasi puasa Ramadhan dan penambahan berat badan. (Sumber: Freepik/rawpixel.com)

POSKOTA.CO.ID - Sejumlah jurnal ilmiah menunjukkan bahwa puasa Ramadhan memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh.

Tidak hanya itu, puasa Ramadhan juga dinilai bisa membantu program diet atau menurunkan berat badan.

Namun pada kenyataannya, ada juga kasus yang justru berat badan bertambah pada saat menjalani puasa Ramadhan.

Hal ini tentu dapat terjadi karena beberapa faktor, baik dari asupan makanan hingga kebiasaan.

Baca Juga: Ramadan Sehat, Tips Nutrisi dan Hidrasi untuk Menjaga Kebugaran Selama Puasa

Berikut ini adalah penjelasan mengenai hubungan puasa Ramadhan dengan bertambahnya berat badan.

Penjelasan Ilmiah Hubungan Puasa Ramadhan dengan Penambahan Berat Badan

1. Peningkatan Kecenderungan Mengonsumsi Makanan Berkalori Tinggi pada Waktu Berbuka

Pada saat berbuka puasa, banyak orang cenderung memilih makanan yang tinggi kalori, seperti gorengan, kue-kue manis, dan minuman manis yang mengandung banyak gula.

Meskipun tubuh membutuhkan energi setelah seharian berpuasa, makanan tinggi kalori ini dapat meningkatkan asupan kalori secara signifikan, yang menyebabkan kelebihan kalori dalam tubuh.

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Zohra Najim dari Universitas Tanta, Mesir, menunjukkan bahwa selama Ramadhan, banyak orang cenderung mengonsumsi makanan yang lebih banyak dari biasanya pada waktu berbuka dan sahur, terutama makanan yang kaya lemak dan gula.

Hal ini dapat menyebabkan surplus kalori yang mengarah pada penambahan berat badan.

Baca Juga: Kapan Waktu Terbaik untuk Olahraga Saat Puasa? Ini Kata dr Zaidul Akbar

2. Perubahan Pola Makan yang Tidak Sehat pada Sahur dan Berbuka

Selama bulan Ramadhan, pola makan berubah secara signifikan.

Banyak orang yang melewatkan sahur atau mengonsumsi makanan ringan yang kurang bernutrisi pada waktu sahur, dan kemudian melampiaskan rasa lapar mereka dengan makan berlebihan saat berbuka puasa.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Obesity menemukan bahwa perubahan pola makan ini dapat berkontribusi pada konsumsi kalori yang lebih banyak daripada yang dibutuhkan tubuh, sehingga menyebabkan penambahan berat badan.

Selain itu, kebiasaan makan cepat pada waktu berbuka bisa menyebabkan tubuh lebih cepat merasa kenyang, namun saat puasa selesai, porsi makanan yang dikonsumsi menjadi lebih banyak dan berpotensi menyebabkan penambahan berat badan.

3. Penurunan Aktivitas Fisik Selama Ramadhan

Banyak orang merasa lebih lelah selama bulan Ramadhan, terutama karena perbedaan pola tidur dan kebiasaan makan yang dapat mempengaruhi energi dan stamina.

Ketika aktivitas fisik menurun, kalori yang terbakar oleh tubuh juga berkurang.

Ditambah dengan konsumsi kalori yang tetap tinggi, hal ini menyebabkan ketidakseimbangan energi yang mengarah pada penimbunan lemak dan penambahan berat badan.

Menurut penelitian yang diterbitkan di International Journal of Obesity, banyak orang mengalami penurunan aktivitas fisik selama bulan Ramadhan karena kelelahan yang disebabkan oleh puasa.

Penurunan aktivitas fisik ini mempengaruhi metabolisme tubuh, membuatnya lebih sulit membakar kalori yang masuk, yang akhirnya berujung pada penambahan berat badan.

Baca Juga: Tips Sehat dan Kuat Berpuasa yang Perlu Kamu Tahu Agar Ibadah Semakin Optimal

4. Pengaruh Hormon pada Proses Metabolisme

Puasa berpengaruh terhadap hormon-hormon dalam tubuh, yang juga bisa berkontribusi pada penambahan berat badan.

Selama berpuasa, tubuh mengalami penurunan kadar leptin, yaitu hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang.

Penurunan kadar leptin ini bisa menyebabkan seseorang merasa lebih lapar dan cenderung mengonsumsi lebih banyak makanan pada waktu berbuka.

Selain itu, hormon insulin juga terpengaruh selama puasa. Puasa jangka panjang dapat meningkatkan sensitivitas insulin, tetapi pada saat berbuka, konsumsi makanan yang tinggi gula dapat menyebabkan lonjakan insulin yang cepat.

Hal ini dapat memicu tubuh untuk menyimpan lebih banyak lemak sebagai cadangan energi, yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada penambahan berat badan.

5. Efek Psikologis dan Kebiasaan Makan Berlebihan

Banyak orang mengalami tekanan psikologis atau rasa cemas tentang makanan saat berpuasa.

Setelah berpuasa seharian penuh, ada dorongan psikologis untuk “menebus” waktu yang tidak makan dengan makan berlebihan.

Hal ini sering kali diperburuk dengan acara buka puasa bersama keluarga atau teman-teman yang berpotensi membuat seseorang lebih cenderung makan lebih banyak.

Studi yang diterbitkan dalam International Journal of Eating Disorders menunjukkan bahwa kebiasaan makan berlebihan setelah berpuasa atau berpuasa secara ekstrem dapat memengaruhi keseimbangan kalori dalam tubuh dan menyebabkan penambahan berat badan.

6. Kurangnya Waktu untuk Pencernaan yang Optimal

Puasa Ramadhan juga menyebabkan tubuh tidak memiliki waktu yang cukup untuk mencerna makanan secara optimal.

Saat berbuka, makan dalam porsi besar dengan cepat bisa menyebabkan tubuh kesulitan untuk mencerna makanan, dan ini dapat memperlambat metabolisme.

Makanan yang tidak tercerna dengan baik akan lebih cenderung disimpan sebagai lemak daripada dibakar sebagai energi, yang juga bisa berkontribusi pada peningkatan berat badan.

Itulah penjelasan ilmiah mengenai hubungan atau korelasi antara puasa Ramadhan dengan potensi penambahan berat badan.

Berita Terkait
News Update