VATIKAN, POSKOTA.CO.ID - Misa requiem dipersembahkan Paus Fransiskus untuk menghantar mendiang Paus Emeritus Benediktus XVI.
Momen ini berlangsung pada Kamis (5/1/2023) yang diikuti puluhan ribu umat Katolik.
Hal jarang terjadi ketika seorang pemimpin umat Katolik sedunia meninggal dengan misa requiem yang dipersembahkan Paus yang masih hidup.
Lonceng berdentang dan kerumunan umat menyambut para pengusung jenazah keluar dari Basilika Santo Petrus yang diselimuti kabut dan menempatkan peti mati Benediktus XVI yang sederhana di depan altar di lapangan depan gereja tersebut.
Paus Fransiskus tiba di lapangan dengan kursi roda akibat gangguan lutut yang parah.
Dia duduk di kursi sambil memandangi peti mati dengan sedikit membungkuk dan berwajah muram sementara paduan suara menyanyikan lagu-lagu dalam bahasa Latin.
Paus Fransiskus mengenakan jubah merah, membuka misa, dan menutupnya dengan memberkati peti mati dan menundukkan kepalanya.
Dia di dalam homilinya membandingkan Paus Benediktus XVI dengan Yesus. Dalam homili yang dibacakan di tempat tersebut, Paus Fransiskus menggunakan lebih dari belasan rujukan Alkitab dan teks gereja. Dia tampak membandingkan Benediktus dengan Yesus termasuk kata-kata terakhirnya sebelum meninggal di salib, “Bapa, ke dalam tangan-Mu kuserahkan jiwa-Ku.”
Dia juga mengacu pada Paus Benediktus XVI secara tidak langsung dalam kutipan lain Alkitab terkait Yesus. Termasuk “kasih berarti siap menderita” dan bahwa jemaat “menyerahkan saudara kami ke tangan Bapa.”
Di samping itu menyinggung soal “kebijakan, kelembutan dan pengabdian yang dia berikan kepada kami selama bertahun-tahun” seraya merujuk kepada Paus Benediktus XVI selama misa yang diikuti 125 kardinal, 200 uskup, dan sekitar 3.700 imam.
“Benediktus, sahabat setia Yesus, semoga suka sucitamu menjadi lengkap sewaktu kamu mendengar suara-Nya, sekarang dan selamanya!” Demikian ungkap Paus Fransiskus.
Para pemimpin umat dari berbagai penjuru dunia, sejumlah kecil kepala negara, dan ribuan umat menghadiri upacara itu sementara matahari perlahan-lahan menembus kabut.
Lebih dari 1.000 personel keamanan dikerahkan untuk membantu mengamankan acara tersebut. Wilayah angkasa di sekitar Takhta Suci ditutup. Italia memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di berbagai penjuru negara.
Orang-orang dari seluruh dunia, banyak di antaranya dari negara asal Paus Benediktus XVI yakni Jerman, tiba pada malam sebelumnya untuk menyampaikan ucapan selamat jalan kepada Paus Benediktus XVI.
Catatan masa kepausan bersama barang-barang lain, termasuk koin Vatikan yang dicetak semasa Paus Benediktus XVI menjabat, diselipkan di peti jenazahnya.
Setelah itu peti dibawa ke katakombe. Dimasukkan dulu ke dalam peti mati terbuat dari seng, disegel, dan kemudian ditempatkan di peti kayu ek.
Paus Benediktus XVI dimakamkan di katakombe Basilika Santo Petrus atas permintaannya. ***