BAHRAIN, POSKOTA.CO.ID - Penolakan atas hukuman mati dan jaminan hak hidup bagi semua orang menjadi topik pembahasan Paus Fransiskus saat kunjungannya ke Kerajaan Bahrain.
“Saya menyampaikan penghargaan saya untuk konferensi internasional dan kemungkinan pertemuan yang diatur dan dipromosikan oleh kerajaan ini dengan menekankan secara khusus tema penghormatan, toleransi, dan kebebasan beragama,” katanya pada hari Kamis (3/11/2022) seperti dikutip dari National Catholic Register.
“Di atas segalanya, komitmen yang perlu terus dipraktikkan agar kebebasan beragama menjadi lengkap dan tidak terbatas pada kebebasan beribadah. Bahwa martabat yang sama dan kesempatan yang sama akan diakui secara nyata bagi setiap kelompok dan setiap individu. Bahwa tidak ada bentuk diskriminasi dan bahwa hak asasi manusia tidak dilanggar tetapi dipromosikan.”
Paus Fransiskus menyebutkan komitmen ini dimulai dengan hak untuk hidup.
“Saya pikir pertama-tama hak untuk hidup. Kebutuhan untuk selalu menjamin hak itu termasuk bagi mereka yang dihukum. Yang nyawanya tidak boleh diambil,” lanjutnya.
Paus berusia 85 tahun tersebut membuat komentarnya selama pertemuannya dengan pihak berwenang, masyarakat sipil dan korps diplomatik di Istana Kerajaan Sakhir di tengah perjalanan kerasulan pada 3 hingga 6 November ke Bahrain. Dia adalah paus pertama yang mengunjungi negara yang terletak di timur Arab Saudi dan barat Qatar.
Perjalanannya akan mencapai puncaknya dengan kehadirannya di Forum Dialog Bahrain di mana dia akan menyampaikan pidato penutup.
Jumlah penduduk Bahrain 1,5 juta pada 2022. Lebih dari 70 persen penduduk Bahrain adalah Muslim dengan sekitar 161 ribu umat Katolik. Banyak di antaranya adalah pendatang dari Asia. Khususnya Filipina dan India. Negara ini adalah rumah bagi dua gereja Katolik dan 20 pastor Katolik.
Paus Fransiskus juga mengungkapkan keprihatinannya atas ketidakpedulian, ketidakpercayaan, perkembangan persaingan dan konflik, bentuk-bentuk populisme, ekstremisme, dan imperialisme yang membahayakan keamanan semua orang.
Dia berharap bisa membawa perdamaian.
“Semoga kita tidak pernah membiarkan kesempatan pertemuan antara peradaban, agama dan budaya menguap, atau akar kemanusiaan kita menjadi kering dan tak bernyawa!” serunya.
Dia juga menyerukan untuk melindungi lingkungan dan menyoroti krisis tenaga kerja global di dunia.
“Kita harus mengakui bahwa di dunia kita tingkat pengangguran tetap terlalu tinggi dan banyak tenaga kerja sebenarnya tidak manusiawi,” pungkas Paus Fransiskus. ***