POSKOTA.CO.ID - Dunia sedang terbagi menjadi sejumlah blok. Baik blok tersebut formal maupun informal.
Ini akan mengubah semuanya mulai dari rantai pasokan hingga keberlanjutan pembangunan.
Hal ini dikemukakan pendiri Center for Innovating the Future (CIF) yang berbasis di Kanada, Abishur Prakash, dalam tulisannya di media Amerika Serikat Politico pada Minggu (9/10/2022).
Dia melalui tulisannya tersebut mengulas mekanisme perubahan geopolitik global.
"Di saat negara-negara dunia sedang melakukan transisi ke arah kendaraan-kendaraan elektronik, sebuah blok geopolitik baru sedang terbentuk di Amerika Latin, yang dapat memicu kebangkitan bagi semua orang mulai dari Tiongkok hingga Tesla," tulisnya.
Abishur Prakash menilai dunia sedang memasuki periode globalisasi vertikal yang diiringi dengan terbentuknya blok-blok baru di seluruh penjuru dunia.
Masalah ini menimbulkan misteri baru bagi AS yang menginginkan pemisahan Rusia dari Eropa.
Meskipun kondisi ini dapat lebih mendorong korporasi-korporasi Eropa ke arah Tiongkok.
"Munculnya blok-blok geopolitik baru menyebabkan dunia dengan cepat menjauhi kondisi “satu kelompok untuk semua”. Era globalisasi lama sudah tamat dan aliansi serta koridor-koridor baru hanya akan mendorong lebih banyak fragmentasi global yang akan memberikan kejutan besar bagi pemerintah dan dunia usaha," paparnya.
Para pengamat meyakini meski ekonomi global terbuka dan dapat diakses selama beberapa dekade namun sekarang muncul tata kelola baru yang membelah dunia berdasarkan patahan-patahan baru.
Banyak di antara patahan-patahan tersebut bersifat ideologis.
Ini merupakan perubahan besar yang pernah terjadi selama beberapa dekade terakhir dan itu terjadi di tengah masa ketika ideologi nampak akan musnah.
Tidak lama lagi sejumlah blok akan bersaing untuk mengelola dunia.
Blok-blok ini pada akhirnya harus duduk berdampingan dan hidup bersama. Tetapi pada saat yang sama berusaha menciptakan cara-cara kreatif untuk menyatukan negara dan korporasi-korporasi. ***