ADVERTISEMENT

Indonesia Tolak Isu Uighur di Xinjiang Dibahas di Dewan HAM PBB

Senin, 10 Oktober 2022 12:00 WIB

Share
Bendera Tiongkok berkibar di belakang kawat berduri di kompleks perumahan di wilayah Xinjiang pada 4 Juni 2019.
Bendera Tiongkok berkibar di belakang kawat berduri di kompleks perumahan di wilayah Xinjiang pada 4 Juni 2019.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Indonesia tidak menginginkan politisasi dalam Dewan HAM PBB untuk tujuan-tujuan terkait rivalitas geopolitik.

Keterangan ini disampaikan Direktur HAM dan Kemanusiaan Kementerian Luar Negeri Achsanul Habib.

Hal ini yang melandasi Pemerintah Indonesia menolak mosi di Dewan HAM PBB untuk membahas dugaan pelangggaran HAM yang dilakukan Tiongkok atas Uighur dan kelompok etnis minoritas lainnya di Xinjiang.  

Penolakan ini disampaikan dalam pemungutan suara yang dilakukan di markas Dewan HAM PBB pada Kamis (6/10/2022).

Achsanul Habib menilai Dewan HAM dibentuk sebagai forum yang konstruktif bagi negara-negara untuk berdialog secara imparsial untuk memperoleh hasil yang terbaik dengan kemajuan bermakna.

Indonesia sebelum memutuskan menolak berkonsultasi dengan negara-negara pengusung, Tiongkok, dan dengan negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang menjadi anggota Dewan HAM PBB.

Dia menambahkan OKI sepakat bahwa Dewan HAM sesuai mandate tidak boleh dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan politis.

"Kita harapkan Dewan HAM tidak pilih-pilih, tidak selektif dalam memilih isu akan dibahas. Sebagai contoh sekarang kita diajukan isu Xinjiang, mungkin nanti dipilih-pilih lagi untuk isu yang lain," kata Achsanul Habib.

Pemerintah terus melakukan dialog-dialog dengan Tiongkok secara bilateral atau melalui OKI terkait dugaan pelanggaran HAM di Xinjiang.

Dia mengatakan yang paling penting dan sejalan dengan semangat PBB adalah penyelesaian isu-isu HAM atau konflik harus mengutamakan upaya nasional yang inklusif. ***

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT