JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Usai melakukan peninjauan langsung ke lokasi beras dikubur di kawasan Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, tim khusus gabungan Polres Metro Depok dan Ditreskrimsus Polda Metro Jaya berhasil menemukan sejumlah fakta baru dari giat pagi hari tadi itu.
Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Metro Jaya, Kombes Auliansyah Lubis mengatakan, dari hasil peninjauan, pihaknya berhasil menghimpun jumlah sembako (beras) yang ditimbun di kedalaman tanah 3 meter tersebut.
"Hasil sementara yang kami dapatkan dari keterangan JNE itu ada 3,4 ton," ujar Auliansyah, Rabu (3/8/2022).
Namun kendati demikian, alumni Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1994 itu menyatakan, pihak tim kepolisian tak ingin berspekulasi terkait adamya temuan sembako lain yang turut terkubur di lahan dekat JNE Kota Depok..
Auliansyah berujar, ke depannya ia dan tim akan meminta keterangan ahli terlebih dahulu guna meminimalisir kesalahan di kemudian hari.
"Terkait dengan apakah di lokasi itu hanya terdapat beras saja atau ada yang lain, sayang belum dapat menyampaikan. Kita akan meminta keterangan ahli supaya tidak ada permasalahan yang timbul di kemudian hari," ucapnya.
Dia menambahkan, tujuan untuk meminta keterangan para ahli itu pun, dimaksudkan untuk memperjelas temuan di lokasi terkait beras yang ada, apakah beras tersebut layak konsumsi atau tidak.
Kita sudah cek lokasi dan memang ada beras yang ditimbun. Permasalahannya adalah, itu adalah beras penimbunan atau beras rusak, dan lain sebagainya itu kami masih melakukan proses penyelidikan. Jadi saya belum bisa menyampaikan beras itu beras apa," imbuhnya.
"Jadi yang namanya penyelidikan mulai dari hulu sampai ke hilir. Yang pasti nanti akan kita rangkai apa yang terjadi sebenarnya ya," sambung Auliansyah.
"(Benar ada telur?) Saya nggak ngomong ada telur atau yang lain, nanti akan diberi keterangan lebih lanjut ya," tukas dia.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, kuasa hukum pihak JNE, Anthony Joni mengklaim, bahwa temuan beras yang terkubur di lokasi tersebut bukanlah beras bansos seperti yang disebutkan banyak pihak.
Joni menyebut, bahwa beras tersebut merupaka beras milik JNE yang dikubur karena sudah tak layak konsumsi.
"Beras yang hari ini saudara lihat dikubur itu bukan beras bansos, itu adalah beras milik JNE. Kenapa dikubur? Karena beras itu sudah rusak," kata Joni.
Dia menjelaskan, beras tersebut rusak dan tak layak konsumsi lantaran telah terkena air hujan selama dalam perjalanan saat diambil dari gudang Bulog.
"Itu rusak karena hujan, basah. Sehingga biasa lah ada berjamur, itu sudah tidak layak konsumsi," jelas dia.
Untuk diketahui sebelumnya, sebuah video yang menampilkan sejumlah paket sembako Bansos Presiden ditimbun di sebuah Lapangan KSU, kawasan Sukmajaya, Depok viral di media sosial.
Adapun penemuan sembako bantuan Presiden ini, bermula dari laporan seorang karyawan perusahaan jasa pengiriman logistik JNE yang secara tak sengaja menemukan paket sembako bantuan Presiden itu terkubur di ke dalaman tiga meter pada Jum'at (29/7/2022) lalu.
Menanggapi hal tersebut, Vice President of Marketing JNE Express, Eri Palgunadi mengatakan, tidak ada pelanggaran yang dilakukan JNE Express atas ditemukannya sejumlah paket bantuan sosial dari Presiden di bidang tanah tersebut.
Menurut Eri, Bansos yang ditimbun dan dikubur di bidang tanah tersebut adalah sembako bantuan Presiden yang sudah tak layak konsumsi atau dalam kondisi rusak.
"Kami sudah melalui proses standar operasional penanganan barang yang rusak sesuai dengan perjanjian kerja sama yang telah disepakati dari kedua belah pihak," ujar Eri dalam keterangan tertulisnya.
Namun, Eri tak menjelaskan detail terkati kapan tindakan penguburan sembako bantuan Presiden itu dilakukan.
Dia hanya menegaskan bahwa JNE Express berkomitmen untuk mengikuti segala prosedur dan ketentuan hukum yang berlaku apabila diperlukan. (Adam).