"Program yang mewajibkan ASN menggunakan produk lokal tentunya sangat membantu meningkatkan penjualan," katanya seraya berharap kebijakan tersebut dibarengi dengan pembenahan infrastruktur antara lain untuk kawasan Ciheuleut yang sudah dikenal sebagai sentra distro. “Sampai saat ini masih jadi ikonik dan menjadi destinasi belanja outfit anak-anak muda. Sehingga perlu pengembanhan lebih terhadap kawasan ini," terang Bilal.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim sejalan dengan harapan itu.
Ia mendorong dinas-dinas terkait untuk merumuskan konsep penataan, baik infrastruktur maupun arus lalu lintas.
"Ibaratnya Bandung kecilnya ada di Ciheuleut. Kita perlu dorong Ciheuleut menjadi Kampung Distro yang akan menambah value dari kawasan ini," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kota Bogor, Atep Budiman mengungkapkan, produk lokal yang dibuat para pelaku usaha ini mengusung semangat ramah lingkungan.
“Mereka berproduksi dengan menekan timbulnya limbah dan sebagai mendaur ulang limbah untuk produknya,” kata Atep.
Semangat ini tentu sejalan dengan sikap Pemerintah Kota Bogor tentang upaya membangun green economi di waktu mendatang.
Menumbuhkan green economi adalah langkah yang sejalan dengan sikap Pemerintah Kota Bogor selama ini dalam hal pengelolaan lingkungan.
Sejauh ini sudah banyak aktivtas dan program kerja berkelanjutan yang telah digarap.
Secara fisik dalam satu dekade ini wajah Kota Bogor telah berubah signifikan.
Taman-taman kota tampil lebih cantik sebagai ruang publik yang banyak dimanfaatkan warga untuk berolahraga, rekreasi dan interaksi diantara sesama.
Bima Arya memandang, taman kota tidak sebatas untuk fungsi lingkungan.