Twitter

TEKNO

Twitter Diakuisisi Elon Musk, Bagaimana Tanggapan Warga Dunia?

Kamis 12 Mei 2022, 17:00 WIB

POSKOTA.CO.ID - Kesepakatan pembelian Twitter dengan bos Tesla dan SpaceX Elon Musk telah dicapai.

Elon Musk, orang terkaya di dunia, mencapai kesepakatan untuk membeli Twitter seharga $ 44 miliar (sekitar Rp 636,5 triliun) pada akhir April lalu. Demikian dikutip dari Associated Press pada Kamis (12/5/2022).

Kesepakatan itu mengakhiri drama yang diwarnai dengan ancaman agresif atas upaya akuisisi.

Dia menyebutkan bahwa platform media sosial raksasa itu akan memberi kesempatan kepada siapapun untuk menyuarakan pendapat mereka.

Lalu bagaimana tanggapan warga atas hal ini?

Akuisisi disambut beragam. Beberapa khawatir jika Musk memiliki kendali terlalu besar atas platform tersebut.

Avery Van Pelt khawatir akan semakin sering terjadi pelecehan di jagat Twitter.

Mahasiswi asal Wyoming ini mengatakan,“Tidak ada lagi kepemilikan jamak, itu seolah memberinya kekuatan penuh atas Twitter, dan saya rasa kondisi Twitter akan semakin buruk apabila dia mencoba membuka keran kebebasan berpendapat karena itu akan memberi ruang pada penyebaran berita bohong, ujaran kebencian, dan sebagainya. Bahkan mungkin lebih banyak pelecehan.”

Sementara pasangan pensiunan asal negara bagian Seattle, Don dan Christie Riggs, menilai isu misinformasi dan konflik kepentingan berpotensi merusak platform berlambang burung itu.

“Kami khawatir akan apa yang mungkin dia lakukan dalam kaitannya dengan isu misinformasi, misalnya menghapus filter penyaring misinformasi,” ujar Don.

“Kemampuannya untuk memiliki kendali yang begitu besar, untuk mengontrol konten demi kepentingan pribadi, alih-alih kepentingan bersama,” imbuh Christie.

Twitter sempat dikenal sebagai corong mantan Presiden AS Donald Trump sebelum platform itu memblokirnya.

Elon Musk yang memproklamirkan diri sebagai “pembela hak kebebasan berpendapat” menyatakan ingin mereformasi apa yang dianggapnya sebagai upaya moderasi yang berlebihan di Twitter.

Beberapa pihak khawatir pelonggaran moderasi Twitter justru akan memperburuk kondisi demokrasi.

Jochen Ahlswede, warga Jerman, menganggap Elon Musk bukanlah sosok yang tepat untuk mendefinisikan batasan-batasan platform sebesar Twitter.

“Insiden Presiden Trump, saya rasa, menunjukkan bahwa platform-platform ini punya pengaruh begitu besar terhadap diskursus public. Jadi saya rasa bukan ide yang baik apabila pengaruh ini ada di tangan satu orang saja dan saya pikir Musk juga seseorang yang bertindak menurut kepentingan finansialnya. Bukan kepentingan masyarakat.”

Elon Musk dalam pernyataan yang dirilis Twitter mengatakan,“Kebebasan berpendapat adalah landasan demokrasi yang sehat dan Twitter adalah lapangan digital di mana hal-hal yang penting bagi masa depan umat manusia diperdebatkan.”

“Saya rasa suara masyarakat telah diredam dan kita perlu mendengar semua pendapat mereka,” ucap Laura, pensiunan asal Minnesota.

Perusahaan publik itu kini akan menjadi perusahaan swasta yang dimiliki oleh Elon Musk yang menegosiasikan pembelian dengan harga $ 54,20 per lembar saham. ***

Tags:
elon-musktwittermedia sosialdemokrasikebebasan berpendapat

Reporter

Administrator

Editor