JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Cuitan Ferdinand Hutahaean ramai dibicarakan masyarakat di media sosial turut menyita perhatian rohaniawan, Gilbert Lumoindong. Ia bahkan merasa perlu menegaskan bahwa cuitan Ferdinand tersebut bukan mewakili umat Kristiani.
Meski begitu, Gilbert juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pihak apabila ada yang tersinggung dengan cuitan Ferdinand tersebut.
“Sebagai umat Kristiani, saya juga meminta maaf supaya jangan ada kegaduhan-kegaduhan. Karena lepas dari apapun, kita kan satu umat. Mudah-mudahan yang merasa tersakiti dengan cuitan rekan saya Abang Ferdinand, kiranya saya meminta maaf, tak perlu diperpanjang lagi. Karena itu yang pasti bukan suara dari umat Kristiani,” kata Gilbert saat dihubungi wartawan, dikutip Poskota.co.id, Kamis (6/1/2022).
Diketahui, aktivitas media sosial Ferdinand Hutahaean membagikan cuitan kontroversial hingga membuat gaduh lini masa lantaran cuitannya itu dianggap bernuansa suku, agama, ras, antargolongan (SARA).
Cuitan di Twitter @FerdinandHaean3 tersebut dibuat pada Selasa (4/1/2022) pukul 10.54 WIB. "Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, Dialah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela," ujar Ferdinand dalam cuitan yang membuatnya digeruduk warganet.
Saat Poskota.co.id menelusurinya, kini cuitan tersebut sudah tidak ada alias dihapus.
Menanggapi itu, Gilbert menuturkan, pernyataan ‘Allahku luar biasa, Allah Maha Kuasa, maupun Allah Maha Segalanya’ itu kalimat yang wajar dan normal. Namun, tidak dibandingkan dengan apapun dan tidak disampaikan di media sosial atau ruang publik.
“Karena bahasa ini seringkali kami nyatakan di gereja, bahwa Allahku luar biasa. Dan saya percaya, setiap agama meyakini itu. Karena di Al-Kitab kami ada tulisan, orang benar akan hidup oleh iman. Itulah iman kami. Saya pikir iman dari setiap agama juga percaya bahwa Allah luar biasa, Allah Maha Kuasa, Allah Maha Segalanya,” jelas dia.
Menurut dia, apabila dibanding-bandingkan dengan agama lain apalagi disampaikan di ruang publik. Maka, hal itu yang menjadi awal konflik. Sebab, timbul pertanyaan jika ada kalimat ‘Allahmu’ dan ‘Allahku’ seperti cuitan Ferdinand tersebut, bahwa Tuhan ada berapa.
“Kenapa perlu ada Allahmu dan Allahku? Ini menjadi rancu, ini menciptakan sebuah pertanyaan Allah tuh ada berapa sebetulnya? Bukan soal Allahmu dan Allahku. Karena kalau kita bicara Allah itu kan esa, surga itu kan satu. Inilah yang ketika disampaikan di ruang publik, dan memakai kata ganti ‘mu’ dan ‘ku’ (Allahmu dan Allahku). Saya pikir ini mungkin yang menjadi awal konflik,” ujarnya.
Oleh karenanya, Gilbert tidak menutup mata apabila ada pihak yang merasa tersakiti atau tersinggung dengan cuitan Ferdinand itu.
Meskipun, kata dia, Ferdinand sudah menghapusnya dan menyampaikan klarifikasi permohonan maaf atas cuitannya tersebut. Maka dari itu, wajar jika ada pihak yang mengambil langkah hukum melaporkan Ferdinand.
“Orang yang merasa terzolimi, orang yang merasa tersakiti, terlukai itu ada salurannya. Nanti tinggal polisi mengarahkan, apakah baiknya diselesaikan damai atau ini ada unsur-unsur untuk diperpanjang (proses hukum). Saya pikir Polri harus profesional,” imbuhnya.
Sementara itu, Ferdinand menyadari bahwa statusnya di Twitter pribadinya tersebut sedang ramai dibahas banyak orang. Untuk itu melalui akun Twitter pribadinya itu pula dia langsung mengklarifikasi alasan dirinya sampai membuat cuitan seperti itu.
"Bahwa sesungguhnya itu dialog antara pikiran dan hati saya yg sedang down. Bukan untuk menyasar kelompok tertentu," kata eks politikus Partai Demokrat itu.
Klarifikasi dari Ferdinand Hutahaean terkait cuitannya yang menjadi kontroversial. (Twitter/@FerdinandHaean3)
Dalam klarifikasinya itu, Ferdinand Hutahaean menekankan cuitannya itu adalah bentuk dialog antara pikiran dan hatinya sendiri. Dia pun membantah jika cuitannya itu untuk menyerang penganut agama Islam.
"Saya meminta maaf kepada siapapun yang merasa cuitan saya mengganggu atau membuat siapapun tidak nyaman. Tapi intinya bahwa itu adalah dialog imajiner pikiran hati saya. Bukan menyerang siapa pun," pungkasnya. (*/ys)