JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Erwin Kurniawan mengklarifikasi ihwal penolakan laporan yang dibuat seorang korban pencurian di Mapolsek Pulogadung, Pada Selasa (7/12/2021).
Kombes Pol Erwin membantah jika oknum Polisi tersebut menolak laporan itu.
Kata Erwin, laporan korban sejatinya sudah diterima.
Namun pada saat itu, oknum anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Pulogadung berinisial RP melontarkan ucapan kurang empati kepada korban.
"Perlu saya sampaikan bahwa setelah berita itu viral maka dapat diketahui dari keterangan dua belah pihak memang wanita tersebut korban dari perampokan, laporannya sendiri diterima oleh Polsek Pulogadung," ucap Erwin di Mapolres Metro Jakarta Timur, Senin (13/12/2021).
Penyebab korban mengira laporan tersebut tak diterima lantaran tersinggung dengan ucapan oknum polisi Aipda RP.
"Kemungkinan penyampaiannya memang tidak pas atau tidak sesuai seperti menyatakan kenapa banyak ATM dan ditanggapi oleh korban ketersinggungan karena posisi sebagai korban membutuhkan pertolongan," ungkap Erwin.
"Mungkin karena ada tindakan yang tidak pas oleh karena itu korban menyatakan tidak diterima laporannya," tambahnya.
Karena ucapan oknum anggota polisi itu, maka kasus pencurian tersebut viral di media sosial.
Bukan hanya karena aksi pencurian yang dilakukan, namun juga karena ucapan Aipda RP yang dianggap korban, kurang empati.
"Pada kenyataannya memang kita terima karena posisi seperti ini jadi kami memaklumi kalau memang ada hal-hal yang tidak nyaman dan kemudian disampaikan melalui media sosial itu untuk kebaikan kita semua," tuturnya.
Dikabarkan sebelumnya, Meta Kumala (32) jadi korban pencurian di Jalan Sunan Sedayu, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur pada Selasa (7/12/2021) lalu.
Pada mulanya, Meta melakukan transaksi di anjungan tunai mandiri (ATM) di sebuah minimarket di jalan tersebut.
"Saya transaksi agak lama di situ, sekitar 40 menit-an di dalam minimarket itu," ungkap Meta kepada wartawan, belum lama ini.
Dari situ, komplotan pencuri tersebut lalu menyasar Meta.
Kala itu, Meta mengendarai mobil menuju rumahnya selepas pulang kerja.
Beberapa meter kemudian, ada sepeda motor yang mengikutinya.
"Ada motor ngikutin dan orangnya ngomong. Tapi kurang dengar ngomong apa," ungkap Meta.
Hal itu terjadi dua kali Pertama, seseorang mengetuk spion mobil Meta.
Lalu, giliran kaca mobil Meta yang diketuk.
"Beberapa meter lagi ada ngetuk kaca. Habis ngetuk spion, ngetuk kaca. Orangnya sambil ngomong 'itu bahayain orang'," tutur Meta.
Meta yang penasaran, lantas turun dari mobil dan mengecek kondisi mobilnya.
Namun, ketika Meta turun, terlihat seseorang membuka pintu mobil bagian kiri dan mengambil tasnya.
Aksi tersebut terekam kamera CCTV.
Video rekaman itu telah tersebar di media sosial.
Adapun karena kejadian itu, Meta kehilangan kartu ATM, KTP, kartu kredit, hingga kunci mobil yang berada di dalam tas tersebut.
Selain itu, uangnya senilai Rp7 juta ikut raib.
Kena Omel Ketika Lapor ke Polsek
Karena kejadian tersebut, malam itu juga Meta melaporkan bahwa dirinya jadi korban pencurian ke Kepolisian Sektor (Polsek) Pulogadung.
Meta mengatakan bahwa dirinya kehilangan uang senilai Rp7 juta dan beberapa kartu ATM yang ditaruh di dalam tasnya.
"Saya nyebutlah ada lima ATM (yang hilang). Terus salah satu polisi itu berucap, enggak enak nadanya," tutur Meta.
Lihat juga video “Ipda OS, Pelaku Penembakan di Exit Tol Bintaro Jadi Tersangka”. (youtube/poskota tv)
"Dia bilang, 'Ngapain sih ibu punya ATM banyak-banyak? Kalau gini kan jadi repot. Percuma kalau dicari juga pelakunya. Memang ibu enggak tahu adminnya itu mahal?'," kata Meta menirukan omongan polisi tersebut.
Meta yang sedang kesusahan karena baru saja jadi korban pencurian, lantas merasa kecewa. Meta pun menyayangkan ucapan yang keluar dari polisi tersebut.
"Bukan sesuatu yang penting dan enggak banget disampaikan oleh polisi, dan saya langsung sudah ilfeel-lah istilahnya. Ini polisi gimana sih enggak ada iba, enggak ada simpati," terang Meta. (cr02)